Locations of visitors to this page ASVAN DESWAN BUPATI TEBO 2011-2016: TEBO DALAM BERITA

FHOTO

FHOTO
FHOTO DIRI DAN ISTRI

Sabtu, 28 Agustus 2010

TEBO DALAM BERITA

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG

 GAMBARAN UMUM GENERAL DESCRIPTION
Kabupaten Tebo terletak di bagian barat Provinsi Jambi,
pada posisi geografis antara 0052'32"-1°54'50" LS dan
101o48'57M-101°49'17M BT. Letaknya sangat strategis
karena berada di tengah-tengah Pulau Sumatera, dilintasi
jalan negara, dan berada pada ruas jalan yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota provinsi. Batas-batas derahnya
meliputi Kabupaten Indragiri Hulu di sebelah utara, Kabupaten
Merangin di sebelah selatan, Kabupaten
Bungo dan Damasraya di sebelah barat,
serta Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Batanghari di sebelah timur. Secara
administratif, wilayahnya yang seluas
646.100 Ha terbagi menjadi 12 kecamatan
yang mencakup 5 kelurahan dan
100 desa. Pada tahun 2006 penduduknya
berjumlah 257.173 jiwa, dengan laju
pertumbuhan sebesar 2,12% per tahun.
Sebagian besar penduduknya bekerja di
sektor pertanian yakni mencapai 76,14%.
Topografi Kabupaten Tebo pada
umumnya merupakan dataran rendah,
sedikit berbukit-bukit dan rawa-rawa
dengan kemiringan bervariasi. Sebagian
besar daerahnya memiliki ketinggian
kurang dari 100 m di atas permukaan laut. Wilayahnya sangat
cocok untuk pengembangan pertanian dan perkebunan karena
p Ll ' . h
The map of Tebo Regency
Regional Office of Tebo Regency.
Tebo Regency is located in eastern area of Jambi Province
at geographic position of between 0°52'32"-1°54'50"
South Latitude and 101°48'57"-101°49'17" East
Longitude. The location of the regency is strategic enough
as it is at the center part of Sumatra Island, is crossed by state
road, and is in the cross road connecting the capital city of the
regency with the capital city of the province. The regency is
bordered by Indragiri Hulu Regency in
the north, by Merangin Regency in the
south, by Bungo and Damasraya Regency
in the west and by West Tanjung
Jabung Regency and Batanghari Regen¬
cy in the east. Administratively, the
646,100 Ha area of the regency is
divided into 12 sub districts that covers
5 urban villages and 100 villages. In
2006 population of the regency num¬
bered at 257,173 people with popu¬
lation growth of 2.12% per year. Most
of the people in the regency earn their
living in agriculture sector (76.14%).
Topographic condition of Tebo
regency generally consists of plain land,
small part of hilly area and swamp
area with various declivity. Most of the area are at the altitude
of less than 100 m above sea level. The area of the regency
is very suitable for development of agriculture and plantation
as the region is crossed by big rivers like Batanghari, Batang
Tebo, Batang Tabir, Batang Sumay, and Batang Palepat. Soil in
the region is dominated by podsolic (67.79%), latosol (31.67%),
alluvial (0.34%), an organosol (0.20%). Seen from physiographic
point of view, the area of this region is included in zone 11
route of Bukit Barisan, having wet tropical climate with humidity
rate of 56-85%, average weather temperature of 25.8-28.7o C,
and annual rainfall intensity that almost equal in all parts,
namely reaching 1,500-2,000 mm/per year.
Economic performance of Tebo Regency improved
significantly. In 2000 economy of the regency grew by 2.19%
and increased to become 5.045 in 2006. Although the growth
tend to decrease, up until 2006, economic activities of Tebo
346 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
memiliki dilintasi oleh beberapa sungai besar, seperti Sungai
Batanghari, Batang Tebo, Batang Tabir, Batang Sumay, dan
Batang Palepat. Tanahnya didominasi oleh jenis podsolik
(67,79%), latosol (31,67%), aluvial (0,34%), dan organosol
(0,20%). Secara fisiografis, wilayahnya termasul dalam jalur zone
11 Bukit Barisan, beriklim tropis basah dengan tingkat kelembaban
antara 56-85%, suhu udara rata-rata 25,8-28,7o C, dan curah
hujan yang hampir merata setiap tahun yakni antara 1.500-2.000
mm/tahun.
Perekonomian Kabupaten Tebo mengalami pertumbuhan
yang cukup signifikan dengan angka pertumbuhan pada tahun
2000 sebesar 2,19% dan meningkat menjadi 5,045 pada tahun
2006. Meskipun cenderung menurun, hingga tahun 2006
perekonomian Kabupaten Tebo masih didominasi oleh sektor
pertanian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB,
yakni mencapai 47,7%. Peringkat kedua yang memiliki peran
dominan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yakni
sebesar 15,8%. Sama dengan sektor pertanian, peranan sektor
ini juga cenderung menurun. Sesektor pertambangan dan
penggalian (11,5%). Sektor selanjutnya adalah sektor
pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi
sebesar 11,5%. Kebalikan dari dua sektor sebelumnya, dari
tahun ke tahun peranan sektor ini justru mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Melihat potensi lahan yang dimiliki serta penyerapan tenaga
kerja yang relatif tinggi, bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura memiliki prospek untuk dikembangkan. Komoditas
unggulan yang dapat dikembangkan adalah padi sawah, padi
ladang, kedelai, jeruk manis, dan sayur-sayuran. Dari tahun ke
tahun, produksi tanaman pangan menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan, namun angka produksi yang dihasilkan
belum cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kabupaten Tebo
saat ini masih mengalami kekurangan beras sebesar 12.000
ton/tahun, sehingga masih perlu pasokan dari luar daerah.
Untuk meningkatkan produksi sekaligus menyediakan peluang
investasi bagi usaha budidaya tanaman, pemerintah daerah
telah menyalurkan bibit padi dan palawija beserta sarana
Regency is still dominated by agriculture sector gave the largest
contribution to the formation of GRDP namely reaching 47.7%.
The second largest contributor to the GRDP is trading, hotel,
and restaurant that contributed as much as 15.8%. Similar to
those of agriculture sector, the role of this sector also tends to
decrease. Other largest contributor is Mining and Mineral that
contributed 11.5% to the GRDP. Opposite to the previous two
sector, from year to year, the role of this sector increased significantly.
INVESTMENT POTENTIAL AND OPPORTUNITIES
Food Crops and Horticulture
Considering the potential of land and its high absorption of
employment, food crops and horticulture sub sector is
prospective enough to develop in the regency. Competitive
commodities prospective to develop include wet land paddy,
upland paddy, soybean, sweet orange, and vegetable commodity.
From year to year, production of food crops commodity increases
significantly. However the production have not been capable to
meet local demand. Tebo Regency is still deficit of rice of abut
r 12.000 ton/year. Therefore, supply of this commodity from
other region is still needed. In order to increase production and
to provide investment opportunities to develop this commodity
altogether, the government of the regency has distributed
paddy and second crops seeds and other production facilities.
Besides development of farming, investment opportunities to
develop processing industry like tofu, tempeh and snack
processing industry is also offered to give added value to food
crops products.
Plantation
Total plantation area of Tebo Regency reaches 136,929 Ha,
which is dominated for rubber and oil palm plantation develop
largely by people as the competitive commodities of the region.
Cultivation of both commodities is scattered in all sub districts
under partnership and self-initiated funding pattern of the
people. Investment opportunities offered include extension of
plantation area and development of products processing. For
rubber plantation, opportunities are also available for replanting
of old rubber tree owned by the people. Up until at present,
production of plantation commodities that have been utilized
Total Planted Area, Total Area, and Production of Food Crops and Horticulture in 2007
Commodity Total Planted Area (Ha) Total Harvested Area (Ha) Production (ton)
Wet land paddy 4,666 4,387 20,445
Upland Paddy 4,418 4,919 10,415
Corn 328 329 1,835
Soybean 1,102 998 1,505
Cassava 167 147 2,094
Sweet Potato 25 25 227
Vegetable 643 617 2,447
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 347
m
The Regency of Tebo
Competitive commodities prospective to develop include paddy, corn, soybean, sweet orange, and vegetable.
produksi lainnya. Selain melalui usaha budidaya tanaman, untuk
meningkatkan nilai tambah, ditawarkan juga peluang investasi
pengolahan hasil seperti industri tahu, tempe dan makanan
ringan lainnya.
Perkebunan
Total luas areal perkebunan di Kabupaten Tebo mencapai
136.929 Ha, didominasi oleh tanaman karet dan kelapa sawit
sebagai komoditi unggulan daerah yang diusahakan oleh
sebagian besar masyarakatnya. Budidaya kedua tanaman
tersebut tersebar di seluruh kecamatan dengan pola
pengembangan kemitraan dan swadaya masyarakat. Peluang
investasi yang ditawarkan adalah peningkatan luas tanaman
perkebunan dan pengembangan industri pengolahan hasil. Untuk
tanaman karet, terbuka juga peluang peremajaan karet tua
milik masyarakat. Hingga saat ini, hasil produksi perkebunan
yang telah dimanfaatkan untuk pengembangan industri
pengolahan adalah kelapa sawit. Jumlah pabrik pengolahan
CPO yang sudah beroperasi sebanyak 3 unit denga kapasitas
produksi 35-60 ton. Guna mendukung berkembangnya investasi
di bidang perkebunan, khususnya untuk menciptakan stabilitas
harga hasil perkebunan, pemerintah daerah telah membangun
unit pasar lelang karet di Kecamatan Tebo Tengah, Sumay, dan
Rimbo Ilir.
Perikanan
Bila dilihat dari kondisi alam yang dilalui oleh beberapa
sungai baik besar maupun kecil, serta banyaknya rawa dan
for development of processing industry is oil palm. The number
of CPO processing factories currently in operation is 3 units
having production capacity of 35-60 ton. To support investment
in plantation sector, especially to create price stability of
plantation products, the government of the regency has
developed rubber auction market in Central Tebo, Sumay, and
Rimbo Ilir sub district.
Fishery
If seen from natural condition of Tebo Regency which is
crossed by a number of big and small rivers, large number of
swamp areas and lakes (both temporary or permanent), the
region is very suitable to be developed as the center of fishery
in Jambi Province. Potential area for development of culture
fishery include, among others, Sigombak Lake that maintains 48
Ha water area. In 2006 production of fish reached 95.64 ton, and
increased sharply to become 262.53 ton in 2007. This figure will
be continually improved along with the operation of Fish Breeding
Center (BBI) and a program to develop Patin fish in Jambi.
Animal Husbandry
Up until at present, Tebo is one of production center of
livestock production to fulfill demand from people of Jambi
Province, West Sumatra Province, Riau Province and other
regions. At present, development of livestock applies partnership
pattern with farmers group, especially in Rimbo Bujang Sub
District that become center of livestock production of Jambi
Province. Kinds of reliable livestock developed include meat
Development of Planted Area and Production of Plantation Commodity
Commodity
Total Planted Area (Ha) Production (ton)
2006 2007 2006 2007
Rubber 108,440 110,485 45,505 46,791
Oil Palm 30,917 30,646 47,952 61,376
Coconut 1,007 1,007 146.7 144.5
Coffee 967 967 238 241
Cocoa 182 182 21.20 22.5
Areca Nut 183 183 51.5 51.5
3 48 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
Beef cow farming.
danau baik permanen maupun temporer, sangat cocok bagi
Kabupaten Tebo untuk dijadikan sebagai sentra perikanan di
Propinsi Jambi. Pengembangan budidaya ikan yang berpotensial
antara lain terdapat di Danau Sigombak yang memiliki perairan
seluas 48 Ha. Pada tahun 2006 produksi perikanannya mencapai
95,64 ton, dan meningkat pesat menjadi 262,53 ton pada tahun
2007. Angka produksi ini akan terus ditingkatkan sejalan dengan
berfungsinya Balai Benih Ikan (BBI) dan adanya program
pengembangan ikan patin Jambi.
Location of fresh water fishery development.
cow (consisting of Balinese Cow, local cow and cross breeding
cow (PO/Branggus), and buffalo. Potential available to develop
livestock commodities is supported by availability of land and
adequate animal food resources throughout the year. Agriculture
wastage produced such as paddy and corn wastage (jerami) is
predicted to be capable to accommodate as many as 4,082,22
units of ruminates or equal to 4,082 units of mature cows/
buffaloes or 3,014 units of goats/sheep.
Development of Population and Production of Livestock Commodity
Kinds of Livestock
Year 2006 Year 2007
Population (unit) Production Population (unit) Production
Cow 2,030 232,233.20 21,647 458,412
Buffalo 12,920 215,296.80 13,123 231,214
Goat 23,202 37,920.55 23,707 42,276
Sheep 7,959 10,138.40 8,014 11,515.90
Duck 17,144 17,770
- Meat (Kg) 2,387.28 4,478.58
- Egg (unit) 59,553 80,234
Chicken
• Broiler 63,311 146,412 70,677 419,839
• Laying Pullet 27 1,296
• Indigenous Chicken 584,974 464,968
- Meat (Kg) 283,970 585,197.75
- Egg (unit) 163,380 245,689
Peternakan
Sampai saat ini Kabupaten Tebo merupakan salah satu
sentra produksi ternak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
di Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Riau dan wilayah lainnya.
Pengembangan peternakan saat ini mengunakan pola kemitraan
dengan kelompok tani ternak terutama di Kecamatan Rimbo
Bujang yang menjadi sentra produksi ternak Provinsi Jambi.
Jenis ternak yang menjadi andalan adalah sapi potong (terdiri
dari sapi Bali, sapi lokal, dan hasil persilangan PO/Branggus),
dan kerbau. Potensi pengembangan ternak didukung oleh
ketersediaan lahan dan kecukupan sumber makanan ternak
Forestry
Tebo Regency has forestry area of 286,784.30 Ha, that consist
of Bukit Limau Protection Forest (6,667 Ha), Bukit Tiga Puluh
National Park (23,000 Ha), Bukit Duabelas National park (8,100
Ha), Bukit Sari Forest Park (110 Ha), Hulu Sekalo Limited Production
Forest (4,725 Ha), Sungai Sirih Limited Production Forest (8,325
Ha), Sei Sranten Hulu Limited Production Forest (20,450 Ha), Pasir
Mayang Production Forest (183,762 Ha), Tabir Kejasung Production
Forest (16,438 Ha), Batang Tabir Production Forest (11,700 Ha), and
people-managed forest (1,263 Ha). Products of forestry includes
log wood, plywood, rattan and other forestry products.
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 3 49
\ The Regency of Tebo
sepanjang tahun. Limbah pertanian yang dihasilkan seperti
jerami padi dan jaung diperkirakan dapat menampung sebanyak
4.082,22 ST (satuan ternak) yang lebih kurang equivalent dengan
4.082 ekor sapi/kerbau dewasa atau 3.014 ekor kambing/domba.
Kehutanan
Kabupaten Tebo memiliki kawasan hutan seluas 286.784,30
Ha, terdiri dari hutan lindung Bukit Limau (6.667 Ha), hutan
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (23.000 Ha), hutan Taman
Nasional Bukit Duabelas (8.100 Ha), hutan Taman Hutan Raya
Bukit Sari (110 Ha), hutan produksi terbatas Hulu Sekalo (4.725
Ha), hutan produksi terbatas Sungai Sirih (8.325 Ha), hutan
produksi terbatas Sei Sranten Hulu (20.450 Ha), hutan produksi
Pasir Mayang (183.762 Ha), hutan produksi Tabir Kejasung
(16.438 Ha), hutan produksi Batang Tabir (11.700 Ha), dan
hutan rakyat (1.263 Ha). Produksi sektor kehutanan yang
dihasilkan berupa kayu balok, kayu lapis, rotan dan hasil hutan
lainnya.
Pertambangan dan Energi
Potensi pertambangan yang dapat diolah di Kabupaten Tebo
pada dasarnya sangatlah besar. Dari penelitian yang telah
dilakukan, daerah ini banyak mengandung batubara, minyak
bumi, pasir kuarsa, kaolin, emas placer, dan berbagai bahan
tambang galian golongan C. Hingga saat ini potensi tersebut
belum dimanfaatkan secara optimal, kecuali potensi minyak
Oil exploration at Tengah Ilir Sub District.
Mining and Energy
Mining potential that can be developed in Tebo Regency is
basically huge enough. From the studies conducted, the area
of the regency contains coal, fossil oil, quartz sand, kaolin,
placer gold, and other C-type minerals. Up until at present,
those potential have not been utilized optimally, except for
fossil oil that have been exploited since 2005 by PT. Pearl Oil
Co, Ltd. Mining location of fossil oil is in Lubuk Mandarsyah
village of Tengah Ilir sub district. In addition, coal exploration
permit also has been issued in 2006 for exploration area in
Sumay, Tebo Tengah, Tengah Ilir, Tebo Ilir, and VII Koto Ilir sub
district.
Potential of Mining and Energy
Sub District Mineral Deposit
Sumay Fossil oil and gas Unknown
Coal 220 million ton
Granite 2,330,557 m3
Kaolin 1,220,330,045 m3
Tengah Ilir Fossil oil 31 million barrels
Quartz sand 1,334,250,112 m3
Coal 245 million ton
Tebo Ilir Fossil oil and gas Unknown
Coal 189 million ton
Kaolin 980,002,350 m3
Bentonite 9.5 million ton m3
Serai Serumpun Coal 125 million ton
Kaolin 850,225,365 m3
Tebo Tengah Coal 160 million ton
Placer Gold Unknown
Tebo Ulu Coal 145 million ton
Placer Gold Unknown
VII Koto Ilir Fossil Oil Unknown
Coal 102 million ton
Placer Gold Unknown
VII Koto Fossil Oil Unknown
Rimbo Bujang Placer Gold Unknown
3 50 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
bumi yang sejak tahun 2005 telah dieksploitasi oleh PT. Pearl
Oil Co, Ltd dengan lokasi penambangan di Desa Lubuk
Mandarsyah, Kecamatan Tengah Ilir. Selain itu, pada tahun
2006 juga telah diterbitkan izin eksplorasi batubara di
Kecamatan Sumay, Tebo Tengah, Tengah Ilir, Tebo Ilir, dan VII
Koto Ilir.
Koperasi dan UKM
Bila dilihat dari kegiatan usahanya maka usaha Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) di Kabupaten Tebo telah
menyentuh hampir seluruh bidang perekonomian
masyarakat, meliputi sektor
pertanian, perkebunan, kehutanan,
industri, dan jasa keuangan. Jumlah
koperasi sampai dengan tahun 2006
mencapai 141 unit, dengan peningkatan
tenaga kerja sekitar 2,73% per tahun.
Sementara itu, jumlah unit usaha industri
kecil meningkat dari 413 unit pada tahun
2001 menjadi 609 unit pada tahun 2005,
atau tumbuh rata-rata 10,20% per tahun.
Nilai investasi industri kecil juga
meningkat sebesar 30,79% per tahun,
dari Rp. 5,504 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp. 16,104
milyar pada tahun 2005. Demikian pula jumlah tenaga kerja
Clay tile industry.
Cooperative and Small and Medium Scale Industry (KUKM)
Seen from their line of business, Cooperative and Small and
Medium Scale Industry ( UKM) in Tebo Regency has covered
all economic fields of the people, comprising sectors of
agriculture, plantation, forestry, industry, and financial services.
Up until 2006 total number of cooperative reached 141 units
annual increase of employment reached 2.73%. Meanwhile,
the number of small scale industries increased from 413 units
in 2001 to become 609 units in 2005, or grew by 10.20% per
year in average. Total investment value of small scale industry
also increased by 30.79% per year, from
Rp. 5.504 billion in 2001 to become Rp.
16.104 billion in 2005. Similarly, the
number of workers absorbed by the
industry also increased from 2,220
workers in 2001 to become 2,766 workers
in 2005, or grew by 5.65% per year in
average. As an effort to strengthen
capability of KUKM, besides providing
nursery and training for cooperative
administrators, the govern-ment also
facilitate them to provide credit scheme
to reinforce their capital. As the result
Sido Mukti Cooperative of Rimbo Bujang was awarded The
National Best Cooperative in 2006.
Specific batik industry in Tebo Regency.
yang terserap, meningkat dari 2.220 tenaga kerja pada tahun
2001 menjadi 2.766 tenaga kerja pada tahun 2005, atau tumbuh
rata-rata 5,65% per tahun.Sebagai upaya untuk memperkuat
kemampuan KUKM, pemerintah daerah selain melakukan
pembinaan dan pelatihan bagi pengurus koperasi juga
menfasilitasi penyediaan skim kredit untuk penguatan modal,
sehingga pada tahun 2006 Koperasi Sido Mukti Rimbo Bujang
mendapat predikat koperasi terbaik tingkat nasional.
Pariwisata
Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Tebo secara
umum belum menunjukkan kontribusi yang cukup menggembirakan.
Namun demikian daerah ini sebenarnya memiliki
Tourism
Development of tourism industry in Tebo Regency in general
have not shown significant contribution. However, in fact the
region has a number of tourism objects which are potential
enough to develop. The existence of a number of Protection
Forests and National Parks, it is highly possible that the region
be developed as natural tourism destination. Among competitive
tourism objects of the regency include Protection Forest of
Bukit Duabelas, Bukit Tigapuluh, and Bukit Sari Garden, that
have vast diversity of tropical flora and fauna as well as
culture and tradition of the people. Other potential tourism
objects include Silva Gama forest and Sigombak lake, various
art and cultural objects like remains of Jambi Kingdom in Tanah
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 351
The Grave of Sultan Thaha. Beautiful panorama of Sigombak Lake.
beberapa obyek wisata yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Dengan banyaknya hutan lindung dan taman
nasional, sangat dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi
daerah tujuan wisata alam. Salah satu obyek wisata
unggulannya adalah Hutan Lindung Bukit Duabelas, Bukit
Tigapuluh, dan Kebun Raya Bukit Sari, yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna tropis serta kekayaan budaya
masyarakat. Obyek wisata lainnya yang juga berpotensi
dikembangkan adalah Hutan Silva Gama dan Danau Sigombak,
berbagai obyek wisata seni budaya berupa peninggalan Kerajaan
Jambi di Tanah Garo, makam pahlawanan nasional Sultan Taha
Syaifuddin, Tanggo Rajo, berbagai acara adat seperti mandi
Balimau yang digelar di Danau Sigombak dan Teluk Kembang
Jambu, serta tari-tarian tradisional yang tidak kalah menarik.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan
merupakan upaya untuk meningkatkan dan memperlancar akses
jalan-jalan yang sudah terbangun dengan wilayah-wilayah
potensial. Sampai tahun 2006, total panjang jalan Kabupaten
Tebo adalah 1.055,38 Km dengan rincian jalan nasional 87,00
Km, jalan provinsi 219,61 Km dan jalan kabupaten 748,77 Km.
Secara umum kondisi jalan di Kabupaten Tebo dalam kondisi
rusak. Kondisi jalan yang baik hanya mencapai 160,63 Km
(21,45%), kondisi sedang 170,94 Km (22,83%), kondisi rusak
ringan 126,25 Km (16,86%) dan rusak berat 290,95 Km (38,85%).
Dilihat dari persentase jalan yang rusak ringan dan rusak berat
yang cukup tinggi dan panjang jalan dengan permukaan tanah
yang masih dominan, maka ke depan Pemerintah Kabupaten
Tebo tetap harus memprioritaskan perbaikan dan peningkatan
prasarana jalan di wilayah Kabupaten Tebo.
Sementara itu, panjang jalan kabupaten menurut jenis
permukaannya di Kabupaten Tebo mengalami perkembangan.
Pada tahun 2000, panjang jalan memiliki jenis permukaan aspal
hanya sekitar 155,04 Km atau 20,83%, permukaan kerikil 163,80
Km atau 22,00%, dan yang masih memiliki jenis permukaan
Garo, the tomb of Sultan Taha Syaifuddin (National Hero),
Tanggo Rajo, various traditional events like mandi Balimau
(taking bath) held in Sigombak lake and Kembang Jambu Bay,
and no less attractive traditional dances.
DEVELOPMENT OF TRANSPORTATION INFRASTRUCTURE
Development of transportation and communication
infrastructure is an efforts carried out to improve and to
smoothen access of roads that have been existed to potential
areas. Up until 2006, total span of road in Tebo Regency
reached 1,055.38 Km, consisting of National Road (87.00 Km),
Provincial Road (219.61 Km) and Regency Road (748.77 Km). In
general, condition of roads in Tebo Regency in damaged
condition. Roads in good condition only reaches 160.63 Km
(21.45%), in moderate condition is 170.94 Km (22.83%), slightly
damaged condition reaches 126.25 Km (16.86%) and seriously
damaged reaches 290.95 Km (38.85%). Seen from the
percentage of slightly damaged and seriously damaged roads
which is high enough, and the existence of dominant soil roads,
in the future the government of Tebo Regency have to prioritize
improvement and development of roads in the Regency.
Meanwhile, the span of road according to type of road
Sultan Thaha Saifuddin hospital.
3 52 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
Development of terminal. Development of trade center.
Penampuian Bridge (Tebo I) to connect Muara Tebo and Kuamang Kuning.
tanah sekitar 425,73 Km atau 37,02%. Saat ini, jenis permukaan
kerikil sepanjang 138,30 Km atau 19,13% dan jenis permukaan
tanah turun menjadi 317,00 Km atau 43,85%. Kecamatan Rimbo
Bujang, Rimbo Ulu dan Rimbo Ilir merupakan kecamatan yang
memiliki jalan terpanjang dan persentase jalan dengan
permukaan tanah juga masih dominan. Sedangkan Kecamatan
Tengah Ilir, VII Koto termasuk VII Koto Ilir dan Tebo Ulu
merupakan kecamatan dengan jalan terpendek di Kabupaten
Tebo. Bahkan di Kecamatan Tengah Ilir hanya terdapat jalan
dengan panjang 16,2 Km. Untuk pembangunan lima tahun ke
depan, kondisi sebaran jalan yang demikian harus mendapat
perhatian.
Disamping ruas jalan untuk menunjang kelancaran
transportasi barang dan jasa, juga diperlukan infrastruktur
jembatan yang memadai. Sampai tahun 2007 jumlah jembatan
dengan konstruksi baja di Kabupaten Tebo sebanyak 18 unit,
jembatan beton 84 unit dan jembatan dengan konstruksi kayu
sebanyak 13 unit. Pada tahun 2006 telah diresmikan pula
jembatan Tebo I atau Jembatan Penampuayan sepanjang 140
m, yang melintas Sungai Batang Tebo Muara Tebo guna
membuka akses jalan ke Desa Tengah Ulu, Betung Bedarah dan
wilayah Kuamang Kuning Kabupaten Tebo. Ruas jalan ini
diharapkan dapat menjadi ruas jalan provinsi. Di tahun 2007,
telah dibangun jembatan Tebo II sepanjang 450 m yang
surface in Tebo Regency increases. In 2000, the length of
asphalted road was only 155.04 Km or about 20.83%, gravel
road was 163.80 Km or 22.00%, and soil road was about
425.73 Km or 37.02%. At present, the span of gravel road
reaches 138.30 Km or 19.13% while the span of soil road
decreased to become 317.00 Km or 43.85%. Rimbo Bujang,
Rimbo Ulu and Rimbo Ilir sub districts are areas with the
longest road where the percentage of soil road is still dominant.
Meanwhile, Tengah Ilir, VII Koto, including VII Koto Ilir and Tebo
Ulu are sub districts with the shortest road in Tebo Regency.
Even in Tengah Ilir sub district, the road available only reaches
16.2 Km long. For the next five year, such distribution of roads
must be seriously considered.
Besides roads to support smooth transportation of goods
and services, adequate infrastructure of bridge is also required.
Up until year 2007, the number of bridge of steel construction
in Tebo Regency reached 18 units, concrete bridge of 84 units
and wooden bridge of 13 units. In 2006, 140 m-long Tebo I or
Penampuayan bridge was officially opened. The bridge that
crosses Batang Tebo River of Muara Tebo was built to open
access road to Tengah Ulu, Betung Bedarah villages and
Kuamang Kuning area of Tebo Regency. This access road is
expected to become provincial road. In 2007, Tebo II bridge
spanning 450 m long started to be developed. The bridge that
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 3 53
The Regency of Tebo
menghubungkan Kecamatan Serai Serumpun
dan Sumay dengan Kecamatan
Tebo Ulu yang diperkirakan akhir tahun
2008 ini dapat selesai dan diresmikan.
Aspek penting dalam pembangunan
infrastruktur jalan yang mendapat
prioritas lima tahun ke depan adalah
infrastruktur jalan pada wilayah strategis
dan cepat tumbuh. Perlu dibangun pusat
pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten
Tebo selain Rimbo Bujang dan Kota Tebo.
Pusat pertumbuhan tersebut diharapkan
dapat memacu pertumbuhan dan kegiatan
ekonomi yang lebih baik bagi kawasan sekitarnya. Untuk
kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru ini harus dilengkapi
dengan sarana dan prasarana ekonomi seperti pasar, dan
perbankan yang memadai. Infrastruktur jalan dibangun tidak
hanya pada kawasan pusat
pertumbuhan tetapi juga
akses jalan dari dan ke
kawasan/desa/dusun yang
berada di sekitarnya.
Sejalan dengan pembangunan
sarana dan prasarana
jalan, maka perlu
didukung dengan pembangunan
terminal terpadu
guna untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat
di bidang angkutan,
bain dari desa ke kota dalam Kabupaten Tebo, AKDP
maupun AKAP.
Selain transportasi darat, transportasi sungai juga penting
bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat Tebo. Hal ini
disebabkan sebagian besar desa-desa di Kabupaten Tebo berada
di pinggiran sungai. Data menunjukkan bahwa panjang sungai
besar yang melalui Kabupaten Tebo mencapai 482 Km yang
terdiri dari Batang Hari sepanjang 300 Km, Batang Sumay 70
Km, Batang Tabir 52 Km, Batang Lansisip 23 Km, Batang Tebo
29 Km, dan Batang Jujuhan sepanjang 7 Km. Sungai yang
sedemikian panjang di Kabupaten Tebo dapat menjadi potensi
besar untuk menunjang pembangunan jika dapat dikelola
dengan baik. Dengan transportasi sungai, maka biaya
transportasi akan relatif lebih murah dibandingkan dengan
alat transportasi lain. Keunggulan koparatif ini jika
dimanfaatkan dengan baik akan memberikan keuntungan
besar bagi masyarakat. Denga nbiaya transportasi yang
murah maka harga jual hasil usaha masyarakat akan lebih
tinggi sementara harga komoditi konsumsi masyarakat lebih
rendah. Keuntungan dua sisi ini akan sangat membantu
meringankan ekonomi masyarakat. •
Education development.
River transportation.
connects Serai Serumpun and Sumay sub
district to Tebo Ulu sub district is
scheduled to be accomplished and
officially opened at the end of this year.
Important aspect in the development
of infrastructure of road prioritized in
the next five year is road infrastructure
on strategic and fast growing areas. In
addition, new center of economic growth
need to be developed in Tebo Regency
in addition to the existing Rimbo Bujang
and Tebo City economic growth center.
Those economic growth center is
expected to be capable to accelerate economic growth and
faster better economic activities for surrounding areas. Those
new center of economic growth must be accomplished with
economic infrastructure and facilities like appropriate market
and banking services. Road infrastructure are not only developed
in center of growth area but also access road from and to
regions/villages/sub villages in the surrounding areas.
In line with development of road infrastructure and facilities,
development of integrated terminal also need to be carried out
to give adequate services to the people in transportation field,
either from rural to urban areas of Tebo Regency, inter-city, as
well as inter-island transportation.
Besides land transportation, river transportation is also
important for development and advancement of Tebo people as
most of villages in Tebo Regency are located by rivers. Data
shows that the length of big rivers crossing Tebo Regency
reaches 482 Km, consisting of Batang Hari River (300 Km),
Batang Sumay River (70 Km), Batang Tabir River (52 Km),
Batang Lansisip River (23 Km), Batang Tebo River (29 Km), and
Batang Jujuhan River ( 7 Km). Such long span of rivers in Tebo
Regency provide huge potential to support development, once
they are managed properly. Through river transportation,
transportation cost will be relatively cheaper compared to
other transportation mode. This comparative advantage, if
properly utilized, will give large benefit for the people. With
low transportation cost, sale price of products produced by
people will be higher, while the price of commodities consumed
by people will be lower. This two-sided benefit will help
enlighten economic burden of the people. •
INVESTMENT CONTACT
Regional Development Planning Board (Bappeda)
The Regency of Tebo
Komplek Perkantoran Seentak Galah
Serengkuh Dayung Km. 12, Muara Tebo
Phone : (62-744) 21610, 21611
3 54 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
PROFILE
Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM
T h e Regent of T e bo
Five Pillars of Regional Development
Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM dilahirkan di Terusan pada tanggal
16 Agustus 1944. Pendidikan dasarnya ditempuh di SR hingga
lulus tahun 1960, yang kemudian dilanjutkan ke Tsanawiyah di
Jambi yang berhasil diselesaikan tahun 1964. Setelah itu diteruskan
ke SP IAIN di Jambi sampai tahun 1966 dan ke IAIN STS Jambi hingga
lulus tahun 1970. Gelar sarjana diraih dari IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
tahun 1973. Sedangkan gelar Magister Manajemen diperoleh tahun 2000
dari Program Pasca Sarjana LPM Universitas Indonesia (UI - Jakarta).
Sebelum ditunjuk sebagai Pj. Bupati Tebo (1999-2001) dan terpilih menjadi
secara definitif untuk dua periode berturut-turut (2001-2006 dan 2006¬
2011), karir beliau lebih banyak diabdikan di Pemerintahan Provinsi Jambi,
mulai dari sebagai Kasubbid Sosbud Bappeda (1977-1982) hingga Karo
Binsos Setda (1993-1998). Suami dari Hj. Umi Kalsum ini juga sempat
menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjung Jabung
(1998-1999). Pada periode 1999-2001, beliau juga telah ditunjuk menjadi
Pj. Bupati Tebo.
Terpilihnya kembali Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM sebagai Bupati Tebo
tidak terlepas dari keberhasilan beliau dalam membangun daerah. Pada
periode pertama kepemimpinannya, beliau telah menorehkan segudang
prestasi. Dalam bidang pertanian dan lingkungan hidup, beliau berhasil
menarik minat masyarakat untuk mengembangkan dan memperluas areal
perkebunan karet dan kelapa sawit serta melestarikan hutan melalui
pengalihan mata pencaharian pekerja ilegal logging menjadi petani tanaman
pangan dan hortikultura. Dalam bidang sarana dan prasarana berhasil
membebaskan desa-desa terpencil sehingga relatif lebih mudah dijangkau.
Di bidang kesehatan, berhasil mambangun dan mengembangkan
sarana dan prasarana kesehatan. Di bidang pendidikan, beliau berhasil
meningkatkan dan memajukan pendidikan serta meningkatkan partisipasi
pendidikan.
Kini pada periode kedua kepemimpinannya, visi pembangunan Kabupaten
Tebo yang ingin beliau wujudkan adalah "Tebo yang Maju dan Berdaya
Saing Berbasis Agrobisnis dan Agroindustri". Untuk mewujudkan visi tersebut,
misi yang ditetapkan adalah: 1) Pengembangan ekonomi kerakyatan yang
berbasis agribisnis dan agroindustri dan peningkatan nilai tambah (added
value) sumber daya alam dengan memanfaatkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan kompetitif, 2) Peningkatan kualitas dan jangkauan
infrastruktur untuk percepatan pengembangan wilayah serta peningkatan
aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat, 3) Peningkatan jangkauan layanan
kesehatan yang prima bagi seluruh lapisan masyarakat, 4) Mewujudkan
masyarakat yang beriman, bertaqwa dan beraklak mulia, melalui pembinaan,
pengamalan dan pelaksanaan nilai-nilai agama, dan 5) Mewujudkan tatanan
masyarakat dan pemerintahan yang baik, demokratis yang menjunjung
tinggi supremasi hukum. Adapun dalam proses pencapaian visi dan misi
tersebut, Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM telah merumuskan lima pilar
pembangunan Kabupaten Tebo, yaitu ekonomi kerakyatan, pendidikan,
kesehatan, agama, dan supremasi hukum. •
Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM. was born in Terusan on 16 August
1944. He was graduated from his SR elementary school in 1960.
He then continued to secondary Islamic School (Tsanawiyah) in
Jambi until he was graduated in 1964. Further he enrolled his
education at SP IAIN in Jambi until 1966 and continued his education to
IAIN STS Islamic Institute until he was graduated in 1970. He achieved
his bachelor degree (S1) from Sunan Kalijaga Islamic Institute (IAIN) of
Yogyakarta in 1973. Later, he also got his Post Graduate Degree from LPM
of University of Indonesia, Jakarta. Before he was appointed to hold the
post as the Regent of Tebo Regency (ad interim) in 1999-2001 and was
then definitively assigned to hold the post as a Regent for two consecutive
period (2001-2006 and 2006-2011), he spent most of his career in provincial
government of Jambi, starting as Sub Section Head of Social and Cultural
Affairs of Regional Development Planning Board of Jambi (1977-1982) up
until the Head of Bureau of Social Affairs of Regional Secretary of Jambi
Province (1993-1998). The husband of Hj. Umi Kalsum also once held the
post as a regional secretary of Tanjung Jabung Regency (1998-1999).
During period of 1999-2001, he was appointed to hold the post as the
regent of Tebo Regency (Ad Interim)
The re-election of Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM as the regent of Tebo
can not be separated from his success in carrying out development in the
region. During his first period of his administration, various achievement have
been made. In agriculture and environment field, he has been successfully
encouraged people to expand their plantation area of rubber and oil palm
and to preserve forest area through shift of cultivation, from illegal logging
workers to become farmers of food crops and horticulture commodities. In
infrastructure and facilities sector, he has been successfully open access to
remote and isolated villages so that they can easily be reached. In health
field, he has been successfully develop and improve health infrastructure and
facilities. In education field, he has been capable to improve and develop
education and increase participation of people in education.
At the current second period of his administration, vision of development
of Tebo Regency he wishes to realize is to "Create advanced and
competitive Tebo Regency which is based on Agribusiness and Agroindustry".
To realize the vision, the missions he set are: 1) To develop
people-based economy which is based on agribusiness and agro industry
and to improve added value of natural resources through utilization of
quality and competitive human resources, 2) To improve quality and
coverage of infrastructure to accelerate regional development and to
improve economic activities and social activities of the people, 3) To
improve coverage of prime health services for all people, 4) To realize
religious people that have noble attitude through nursery, and education
and application of religious values, and 5) To realize good, democratic and
social and governmental order that respect on law supremacy. To achieve
the vision and mission, Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM has formulated five
pillars of development of Tebo Regency, namely people-oriented economy,
education, health, religion, and law supremacy. •
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 355

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINGGAL KAN PESAN ANDA DISINI ATAS MAJU NYA ASVAN DESWAN SEBAGAI BUPATI TEBO 2011-2016