Locations of visitors to this page ASVAN DESWAN BUPATI TEBO 2011-2016: Agustus 2010

FHOTO

FHOTO
FHOTO DIRI DAN ISTRI

Senin, 30 Agustus 2010

Drs. DRS. ASVAN DESWAN, MSI

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG


(Perubahan untuk Kabupaten Tebo Masa Yang akan datang)Oleh Syamsul Bahri, SE, Pengamat, Conservationist dan Dosen,

Drs. Asvan Deswan, MSi, MSi, merupakan salah satu putra terbaik Tebo kelahiran Desa Sungai bengkal tahun 1962 adalah seorang birokrat sejati yang menamatkan Pendidikan di APDN tahun 1987, dan Starata 1 di IIP Jakarta tahun 1994, dan Pasca Sarjana di Unpad 2004, dan meniti karir dari bawah, sekarang menjabat sebagai Kepala Bidang Pertambangan di Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sarolangun, seorang pekerja Keras, dan memiliki obsesi untuk membangun Kabupaten Tebo lebih Maju Lagi, merupakan sosok muda pekerja Keras yang Punya Semboyan Hidup “ Pantang pernah menyerah sebelum berhasil”.

Memiliki pengalaman yang panjang sebagai seorang birokrat sejati, yang diawali karirnya di Kabupaten terbarat dari Propinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci serta camat dibeberapa tempat lain, dan beberapa jabatan startegis lainnya, termasuk di Kabupaten Tebo, dan saat ini menjabat Kepala Bidang Pertambangan di Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sarolangun.

Pengalaman kerja dengan meniti karir dari bawah, sebuah modal kerja dan Investasi Politik yang cukup potensial bagi seorang Drs. Asvan Deswan, MSi  untuk kembali kekampung halaman memperjuangkan kabupaten Tebo lebih baik lagi, baik ekonomi, pendidikan, infrastruktur, pertambangan, perkebunan, Pertanian dll, karena Drs. Asvan Deswan, MSi sangat menyadari kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah di Kabupaten Tebo, sampai saat ini belum memberikan nilai yang optimal bagi kesejahteraan rakyat, sehingga dengan berprinsip bahwa kekayaan Sumber daya Alam Tebo, harus digunakan untuk kemakmuran rakyat Tebo seutuhnya, tentunya harus dengan pemimpin yang memahmi dan mengerti akan kebutuhan masyarakat, serta memiliki kemampuan managerial yang mapan dan mumpuni, keterpanggilan tersebut untuk maju, dikarenakan banyaknya permintaan masyarakat dan tokoh masyarakat yang datang berkunjung ke kediaman Drs. Asvan Deswan, MSi, meminta dan memberikan dukungan untuk maju sebagai Bupati Tebo Periode 2011-2016, bahkan bukan hanya memberikan dukungan, masyarakat pun berkeluh kesah kepada Drs. Asvan Deswan, MSi, berkaitan dengan pembangunan di Kabupaten Tebo baik berkaitan dengan Perkebunan, pertanian, infratruktur jalan, pendidikan, ekonomi dll.

Untuk mendukung proses sosialisasi, Drs. Asvan Deswan, MSi, telah membentuk tim keluarga, yang ada di pelosok Kabupaten Tebo, dan sebuah bukti keseriusan masyarakat untuk meminta dan mendukung Drs. Asvan Deswan, MSi, dukungan terus mengalir, dalam bentuk pernyataan sikap dari kelompok masyarakat Kabupaten Tebo, bahkan sudah ada kelompok masyarakat dan kecamatan yang menganggap Pak Drs. Asvan Deswan, MSi sebagai Bpati mereka, sesuatu yang luar biasa.

Menurut asvandeswan.blogspot.com pasca kepemimpinan Drs H Madjid Muaz di Negeri Serentak Galah Serengkuh Dayung Kabupaten Tebo 2011 mendatang, ternyata para tokoh masyarakat Kabupaten Tebo sudah mempersiapkan pengganti Pak Majid—panggil akrab Madjid Muaz. Cikal bakal calon Bupati Tebo ini merupakan putra daerah yang sudah teruji track recordnya membangun Tebo. Bahkan sudah melanglang buana sampai ke Negeri Bumi Sakti Alam Kerinci dan Negeri Sepucuk Adat Serumpun Pseko saat ini.

Drs Asvan Deswan MSi merupakan figur yang bakal menggoncang dunia perpolitikan di Kabupaten Tebo itu.  Kiprah sosok ini sudah cukup dikenal, karena sukses memimpin Kecamatan Rimbo Bujang pasca pecahnya dengan Kabupaten Bungo sembilan tahun silam.

Sabtu, 28 Agustus 2010

ASVAN DESWAN DALAM BERITA

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG

17 Kandidat Siap Bersaing PDF Cetak E-mail
 Dibaca: 211 kali.
Politik
Ditulis oleh amu   
Selasa, 20 Juli 2010 12:09
Perebutan BH I Tebo Mulai Menghangat
MUARATEBO - Genderang Pemilihan Bupati (Pilbup) Tebo yang rencananya digelar April 2011 mulai menghangat. Sedikitnya 17 kandidat mengaku siap bersaing dalam suksesi itu. Mereka mulai dari kalangan birokrat, politisi, akademisi, hingga pengusaha.
Dari kalangan birokrat antara lain Wakil Bupati Tebo Sukandar, Sekda Ridham Priskab, Kadis PU Sri Sapto Eddy, Kadis Dinkes Haflin, dan Camat Rimbo Ilir Hamdi BS. Kelima pejabat ini mengaku siap betarung. Mereka juga mulai gencar melakukan sosialisasi. Nama lain, Indones, Kepala DPPKAD Tebo mengaku siap menjadi wakil jika nanti pasangannya cocok.
Kemudian, dari kalangan politisi mencuat nama Syamsu Rizal; Ketua DPD Partai Demokrat, Wartono Trian Kusumo; Ketua DPC PDIP Tebo, Sugiono; politisi senior PKB, dan Yopi Mutalib; dari Partai Hanura. Mereka juga sudah menyatakan kesiapannya ikut meramaikan perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati Tebo periode 2011-2016.
Sementara itu, dari kalangan pengusaha, yang menyatakan siap maju antara lain, Jasman Isa; pengusaha sukses di Jakarta asal Tebo. Nama lainnya, Asvan Deswan; birokrat di Pemkab Sarolangun yang juga pemilik KP Batu Bara, Hamdani Wahid; mantan camat di Tebo, Khaidir Saleh; Sekda Bungo, Abdullah Saman; Kakan Depag Tebo, Musa; Direktur STIT Rimbo Bujang, dan Kemas Al Farabi, menantu Bupati Tebo Madjid Mu’az, juga santer disebut akan berpartisipasi.      
Politikus senior Tebo dari PDI Perjuangan, Sugianto, mengatakan munculnya sejumlah nama tersebut merupakan hal yang sangat baik bagi perkembangan demokrasi di Kabupaten Tebo. “Ini menunjukan kepedulian para tokoh-tokoh sukses asal Tebo sangat tinggi untuk memimpin Kabupaten Tebo lima tahun ke depan,” katanya kepada Jambi Independent, Minggu (18/7) lalu.
Sugianto berpendapat, tingginya animo dari para tokoh tersebut akan membuat masyarakat memiliki lebih banyak opsi memberikan amanahnya untuk kepemimpinan Tebo di masa yang akan datang. Pada saatnya nanti, kata dia, akan terjadi sharing politik. Dari sekian banyak bakal calon tersebut akan terjadi kompromi politik, yang nantinya menjurus pada koalisi. “Saya pikir paling banyak nanti akan ada sekitar lima pasangan calon,” ebutnya.
Pengamat politik dari Unja Tabrani M Soleh, memberikan pandangan yang tidak jauh berbeda. Menurut dia, saat ini masih terlalu dini untuk memprediksi jumlah calon yang dipastikan akan ikut bertarung memperebutkan BH I Tebo. “Selain kompromi politik, ketersediaan partai pengusung calon akan sangat menentukan,” katanya.
Dari kacamata Thabrani, sampai saat ini belum ada kandidat yang benar-benar dipastikan bisa ikut berkompetisi. “Karena prosesnya masih sangat panjang,” ujar Dosen Fakultas Hukum Unja itu. (amu)
 

TEBO DALAM BERITA

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG

 GAMBARAN UMUM GENERAL DESCRIPTION
Kabupaten Tebo terletak di bagian barat Provinsi Jambi,
pada posisi geografis antara 0052'32"-1°54'50" LS dan
101o48'57M-101°49'17M BT. Letaknya sangat strategis
karena berada di tengah-tengah Pulau Sumatera, dilintasi
jalan negara, dan berada pada ruas jalan yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota provinsi. Batas-batas derahnya
meliputi Kabupaten Indragiri Hulu di sebelah utara, Kabupaten
Merangin di sebelah selatan, Kabupaten
Bungo dan Damasraya di sebelah barat,
serta Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Batanghari di sebelah timur. Secara
administratif, wilayahnya yang seluas
646.100 Ha terbagi menjadi 12 kecamatan
yang mencakup 5 kelurahan dan
100 desa. Pada tahun 2006 penduduknya
berjumlah 257.173 jiwa, dengan laju
pertumbuhan sebesar 2,12% per tahun.
Sebagian besar penduduknya bekerja di
sektor pertanian yakni mencapai 76,14%.
Topografi Kabupaten Tebo pada
umumnya merupakan dataran rendah,
sedikit berbukit-bukit dan rawa-rawa
dengan kemiringan bervariasi. Sebagian
besar daerahnya memiliki ketinggian
kurang dari 100 m di atas permukaan laut. Wilayahnya sangat
cocok untuk pengembangan pertanian dan perkebunan karena
p Ll ' . h
The map of Tebo Regency
Regional Office of Tebo Regency.
Tebo Regency is located in eastern area of Jambi Province
at geographic position of between 0°52'32"-1°54'50"
South Latitude and 101°48'57"-101°49'17" East
Longitude. The location of the regency is strategic enough
as it is at the center part of Sumatra Island, is crossed by state
road, and is in the cross road connecting the capital city of the
regency with the capital city of the province. The regency is
bordered by Indragiri Hulu Regency in
the north, by Merangin Regency in the
south, by Bungo and Damasraya Regency
in the west and by West Tanjung
Jabung Regency and Batanghari Regen¬
cy in the east. Administratively, the
646,100 Ha area of the regency is
divided into 12 sub districts that covers
5 urban villages and 100 villages. In
2006 population of the regency num¬
bered at 257,173 people with popu¬
lation growth of 2.12% per year. Most
of the people in the regency earn their
living in agriculture sector (76.14%).
Topographic condition of Tebo
regency generally consists of plain land,
small part of hilly area and swamp
area with various declivity. Most of the area are at the altitude
of less than 100 m above sea level. The area of the regency
is very suitable for development of agriculture and plantation
as the region is crossed by big rivers like Batanghari, Batang
Tebo, Batang Tabir, Batang Sumay, and Batang Palepat. Soil in
the region is dominated by podsolic (67.79%), latosol (31.67%),
alluvial (0.34%), an organosol (0.20%). Seen from physiographic
point of view, the area of this region is included in zone 11
route of Bukit Barisan, having wet tropical climate with humidity
rate of 56-85%, average weather temperature of 25.8-28.7o C,
and annual rainfall intensity that almost equal in all parts,
namely reaching 1,500-2,000 mm/per year.
Economic performance of Tebo Regency improved
significantly. In 2000 economy of the regency grew by 2.19%
and increased to become 5.045 in 2006. Although the growth
tend to decrease, up until 2006, economic activities of Tebo
346 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
memiliki dilintasi oleh beberapa sungai besar, seperti Sungai
Batanghari, Batang Tebo, Batang Tabir, Batang Sumay, dan
Batang Palepat. Tanahnya didominasi oleh jenis podsolik
(67,79%), latosol (31,67%), aluvial (0,34%), dan organosol
(0,20%). Secara fisiografis, wilayahnya termasul dalam jalur zone
11 Bukit Barisan, beriklim tropis basah dengan tingkat kelembaban
antara 56-85%, suhu udara rata-rata 25,8-28,7o C, dan curah
hujan yang hampir merata setiap tahun yakni antara 1.500-2.000
mm/tahun.
Perekonomian Kabupaten Tebo mengalami pertumbuhan
yang cukup signifikan dengan angka pertumbuhan pada tahun
2000 sebesar 2,19% dan meningkat menjadi 5,045 pada tahun
2006. Meskipun cenderung menurun, hingga tahun 2006
perekonomian Kabupaten Tebo masih didominasi oleh sektor
pertanian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB,
yakni mencapai 47,7%. Peringkat kedua yang memiliki peran
dominan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yakni
sebesar 15,8%. Sama dengan sektor pertanian, peranan sektor
ini juga cenderung menurun. Sesektor pertambangan dan
penggalian (11,5%). Sektor selanjutnya adalah sektor
pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi
sebesar 11,5%. Kebalikan dari dua sektor sebelumnya, dari
tahun ke tahun peranan sektor ini justru mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Melihat potensi lahan yang dimiliki serta penyerapan tenaga
kerja yang relatif tinggi, bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura memiliki prospek untuk dikembangkan. Komoditas
unggulan yang dapat dikembangkan adalah padi sawah, padi
ladang, kedelai, jeruk manis, dan sayur-sayuran. Dari tahun ke
tahun, produksi tanaman pangan menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan, namun angka produksi yang dihasilkan
belum cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kabupaten Tebo
saat ini masih mengalami kekurangan beras sebesar 12.000
ton/tahun, sehingga masih perlu pasokan dari luar daerah.
Untuk meningkatkan produksi sekaligus menyediakan peluang
investasi bagi usaha budidaya tanaman, pemerintah daerah
telah menyalurkan bibit padi dan palawija beserta sarana
Regency is still dominated by agriculture sector gave the largest
contribution to the formation of GRDP namely reaching 47.7%.
The second largest contributor to the GRDP is trading, hotel,
and restaurant that contributed as much as 15.8%. Similar to
those of agriculture sector, the role of this sector also tends to
decrease. Other largest contributor is Mining and Mineral that
contributed 11.5% to the GRDP. Opposite to the previous two
sector, from year to year, the role of this sector increased significantly.
INVESTMENT POTENTIAL AND OPPORTUNITIES
Food Crops and Horticulture
Considering the potential of land and its high absorption of
employment, food crops and horticulture sub sector is
prospective enough to develop in the regency. Competitive
commodities prospective to develop include wet land paddy,
upland paddy, soybean, sweet orange, and vegetable commodity.
From year to year, production of food crops commodity increases
significantly. However the production have not been capable to
meet local demand. Tebo Regency is still deficit of rice of abut
r 12.000 ton/year. Therefore, supply of this commodity from
other region is still needed. In order to increase production and
to provide investment opportunities to develop this commodity
altogether, the government of the regency has distributed
paddy and second crops seeds and other production facilities.
Besides development of farming, investment opportunities to
develop processing industry like tofu, tempeh and snack
processing industry is also offered to give added value to food
crops products.
Plantation
Total plantation area of Tebo Regency reaches 136,929 Ha,
which is dominated for rubber and oil palm plantation develop
largely by people as the competitive commodities of the region.
Cultivation of both commodities is scattered in all sub districts
under partnership and self-initiated funding pattern of the
people. Investment opportunities offered include extension of
plantation area and development of products processing. For
rubber plantation, opportunities are also available for replanting
of old rubber tree owned by the people. Up until at present,
production of plantation commodities that have been utilized
Total Planted Area, Total Area, and Production of Food Crops and Horticulture in 2007
Commodity Total Planted Area (Ha) Total Harvested Area (Ha) Production (ton)
Wet land paddy 4,666 4,387 20,445
Upland Paddy 4,418 4,919 10,415
Corn 328 329 1,835
Soybean 1,102 998 1,505
Cassava 167 147 2,094
Sweet Potato 25 25 227
Vegetable 643 617 2,447
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 347
m
The Regency of Tebo
Competitive commodities prospective to develop include paddy, corn, soybean, sweet orange, and vegetable.
produksi lainnya. Selain melalui usaha budidaya tanaman, untuk
meningkatkan nilai tambah, ditawarkan juga peluang investasi
pengolahan hasil seperti industri tahu, tempe dan makanan
ringan lainnya.
Perkebunan
Total luas areal perkebunan di Kabupaten Tebo mencapai
136.929 Ha, didominasi oleh tanaman karet dan kelapa sawit
sebagai komoditi unggulan daerah yang diusahakan oleh
sebagian besar masyarakatnya. Budidaya kedua tanaman
tersebut tersebar di seluruh kecamatan dengan pola
pengembangan kemitraan dan swadaya masyarakat. Peluang
investasi yang ditawarkan adalah peningkatan luas tanaman
perkebunan dan pengembangan industri pengolahan hasil. Untuk
tanaman karet, terbuka juga peluang peremajaan karet tua
milik masyarakat. Hingga saat ini, hasil produksi perkebunan
yang telah dimanfaatkan untuk pengembangan industri
pengolahan adalah kelapa sawit. Jumlah pabrik pengolahan
CPO yang sudah beroperasi sebanyak 3 unit denga kapasitas
produksi 35-60 ton. Guna mendukung berkembangnya investasi
di bidang perkebunan, khususnya untuk menciptakan stabilitas
harga hasil perkebunan, pemerintah daerah telah membangun
unit pasar lelang karet di Kecamatan Tebo Tengah, Sumay, dan
Rimbo Ilir.
Perikanan
Bila dilihat dari kondisi alam yang dilalui oleh beberapa
sungai baik besar maupun kecil, serta banyaknya rawa dan
for development of processing industry is oil palm. The number
of CPO processing factories currently in operation is 3 units
having production capacity of 35-60 ton. To support investment
in plantation sector, especially to create price stability of
plantation products, the government of the regency has
developed rubber auction market in Central Tebo, Sumay, and
Rimbo Ilir sub district.
Fishery
If seen from natural condition of Tebo Regency which is
crossed by a number of big and small rivers, large number of
swamp areas and lakes (both temporary or permanent), the
region is very suitable to be developed as the center of fishery
in Jambi Province. Potential area for development of culture
fishery include, among others, Sigombak Lake that maintains 48
Ha water area. In 2006 production of fish reached 95.64 ton, and
increased sharply to become 262.53 ton in 2007. This figure will
be continually improved along with the operation of Fish Breeding
Center (BBI) and a program to develop Patin fish in Jambi.
Animal Husbandry
Up until at present, Tebo is one of production center of
livestock production to fulfill demand from people of Jambi
Province, West Sumatra Province, Riau Province and other
regions. At present, development of livestock applies partnership
pattern with farmers group, especially in Rimbo Bujang Sub
District that become center of livestock production of Jambi
Province. Kinds of reliable livestock developed include meat
Development of Planted Area and Production of Plantation Commodity
Commodity
Total Planted Area (Ha) Production (ton)
2006 2007 2006 2007
Rubber 108,440 110,485 45,505 46,791
Oil Palm 30,917 30,646 47,952 61,376
Coconut 1,007 1,007 146.7 144.5
Coffee 967 967 238 241
Cocoa 182 182 21.20 22.5
Areca Nut 183 183 51.5 51.5
3 48 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
Beef cow farming.
danau baik permanen maupun temporer, sangat cocok bagi
Kabupaten Tebo untuk dijadikan sebagai sentra perikanan di
Propinsi Jambi. Pengembangan budidaya ikan yang berpotensial
antara lain terdapat di Danau Sigombak yang memiliki perairan
seluas 48 Ha. Pada tahun 2006 produksi perikanannya mencapai
95,64 ton, dan meningkat pesat menjadi 262,53 ton pada tahun
2007. Angka produksi ini akan terus ditingkatkan sejalan dengan
berfungsinya Balai Benih Ikan (BBI) dan adanya program
pengembangan ikan patin Jambi.
Location of fresh water fishery development.
cow (consisting of Balinese Cow, local cow and cross breeding
cow (PO/Branggus), and buffalo. Potential available to develop
livestock commodities is supported by availability of land and
adequate animal food resources throughout the year. Agriculture
wastage produced such as paddy and corn wastage (jerami) is
predicted to be capable to accommodate as many as 4,082,22
units of ruminates or equal to 4,082 units of mature cows/
buffaloes or 3,014 units of goats/sheep.
Development of Population and Production of Livestock Commodity
Kinds of Livestock
Year 2006 Year 2007
Population (unit) Production Population (unit) Production
Cow 2,030 232,233.20 21,647 458,412
Buffalo 12,920 215,296.80 13,123 231,214
Goat 23,202 37,920.55 23,707 42,276
Sheep 7,959 10,138.40 8,014 11,515.90
Duck 17,144 17,770
- Meat (Kg) 2,387.28 4,478.58
- Egg (unit) 59,553 80,234
Chicken
• Broiler 63,311 146,412 70,677 419,839
• Laying Pullet 27 1,296
• Indigenous Chicken 584,974 464,968
- Meat (Kg) 283,970 585,197.75
- Egg (unit) 163,380 245,689
Peternakan
Sampai saat ini Kabupaten Tebo merupakan salah satu
sentra produksi ternak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
di Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Riau dan wilayah lainnya.
Pengembangan peternakan saat ini mengunakan pola kemitraan
dengan kelompok tani ternak terutama di Kecamatan Rimbo
Bujang yang menjadi sentra produksi ternak Provinsi Jambi.
Jenis ternak yang menjadi andalan adalah sapi potong (terdiri
dari sapi Bali, sapi lokal, dan hasil persilangan PO/Branggus),
dan kerbau. Potensi pengembangan ternak didukung oleh
ketersediaan lahan dan kecukupan sumber makanan ternak
Forestry
Tebo Regency has forestry area of 286,784.30 Ha, that consist
of Bukit Limau Protection Forest (6,667 Ha), Bukit Tiga Puluh
National Park (23,000 Ha), Bukit Duabelas National park (8,100
Ha), Bukit Sari Forest Park (110 Ha), Hulu Sekalo Limited Production
Forest (4,725 Ha), Sungai Sirih Limited Production Forest (8,325
Ha), Sei Sranten Hulu Limited Production Forest (20,450 Ha), Pasir
Mayang Production Forest (183,762 Ha), Tabir Kejasung Production
Forest (16,438 Ha), Batang Tabir Production Forest (11,700 Ha), and
people-managed forest (1,263 Ha). Products of forestry includes
log wood, plywood, rattan and other forestry products.
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 3 49
\ The Regency of Tebo
sepanjang tahun. Limbah pertanian yang dihasilkan seperti
jerami padi dan jaung diperkirakan dapat menampung sebanyak
4.082,22 ST (satuan ternak) yang lebih kurang equivalent dengan
4.082 ekor sapi/kerbau dewasa atau 3.014 ekor kambing/domba.
Kehutanan
Kabupaten Tebo memiliki kawasan hutan seluas 286.784,30
Ha, terdiri dari hutan lindung Bukit Limau (6.667 Ha), hutan
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (23.000 Ha), hutan Taman
Nasional Bukit Duabelas (8.100 Ha), hutan Taman Hutan Raya
Bukit Sari (110 Ha), hutan produksi terbatas Hulu Sekalo (4.725
Ha), hutan produksi terbatas Sungai Sirih (8.325 Ha), hutan
produksi terbatas Sei Sranten Hulu (20.450 Ha), hutan produksi
Pasir Mayang (183.762 Ha), hutan produksi Tabir Kejasung
(16.438 Ha), hutan produksi Batang Tabir (11.700 Ha), dan
hutan rakyat (1.263 Ha). Produksi sektor kehutanan yang
dihasilkan berupa kayu balok, kayu lapis, rotan dan hasil hutan
lainnya.
Pertambangan dan Energi
Potensi pertambangan yang dapat diolah di Kabupaten Tebo
pada dasarnya sangatlah besar. Dari penelitian yang telah
dilakukan, daerah ini banyak mengandung batubara, minyak
bumi, pasir kuarsa, kaolin, emas placer, dan berbagai bahan
tambang galian golongan C. Hingga saat ini potensi tersebut
belum dimanfaatkan secara optimal, kecuali potensi minyak
Oil exploration at Tengah Ilir Sub District.
Mining and Energy
Mining potential that can be developed in Tebo Regency is
basically huge enough. From the studies conducted, the area
of the regency contains coal, fossil oil, quartz sand, kaolin,
placer gold, and other C-type minerals. Up until at present,
those potential have not been utilized optimally, except for
fossil oil that have been exploited since 2005 by PT. Pearl Oil
Co, Ltd. Mining location of fossil oil is in Lubuk Mandarsyah
village of Tengah Ilir sub district. In addition, coal exploration
permit also has been issued in 2006 for exploration area in
Sumay, Tebo Tengah, Tengah Ilir, Tebo Ilir, and VII Koto Ilir sub
district.
Potential of Mining and Energy
Sub District Mineral Deposit
Sumay Fossil oil and gas Unknown
Coal 220 million ton
Granite 2,330,557 m3
Kaolin 1,220,330,045 m3
Tengah Ilir Fossil oil 31 million barrels
Quartz sand 1,334,250,112 m3
Coal 245 million ton
Tebo Ilir Fossil oil and gas Unknown
Coal 189 million ton
Kaolin 980,002,350 m3
Bentonite 9.5 million ton m3
Serai Serumpun Coal 125 million ton
Kaolin 850,225,365 m3
Tebo Tengah Coal 160 million ton
Placer Gold Unknown
Tebo Ulu Coal 145 million ton
Placer Gold Unknown
VII Koto Ilir Fossil Oil Unknown
Coal 102 million ton
Placer Gold Unknown
VII Koto Fossil Oil Unknown
Rimbo Bujang Placer Gold Unknown
3 50 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
bumi yang sejak tahun 2005 telah dieksploitasi oleh PT. Pearl
Oil Co, Ltd dengan lokasi penambangan di Desa Lubuk
Mandarsyah, Kecamatan Tengah Ilir. Selain itu, pada tahun
2006 juga telah diterbitkan izin eksplorasi batubara di
Kecamatan Sumay, Tebo Tengah, Tengah Ilir, Tebo Ilir, dan VII
Koto Ilir.
Koperasi dan UKM
Bila dilihat dari kegiatan usahanya maka usaha Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) di Kabupaten Tebo telah
menyentuh hampir seluruh bidang perekonomian
masyarakat, meliputi sektor
pertanian, perkebunan, kehutanan,
industri, dan jasa keuangan. Jumlah
koperasi sampai dengan tahun 2006
mencapai 141 unit, dengan peningkatan
tenaga kerja sekitar 2,73% per tahun.
Sementara itu, jumlah unit usaha industri
kecil meningkat dari 413 unit pada tahun
2001 menjadi 609 unit pada tahun 2005,
atau tumbuh rata-rata 10,20% per tahun.
Nilai investasi industri kecil juga
meningkat sebesar 30,79% per tahun,
dari Rp. 5,504 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp. 16,104
milyar pada tahun 2005. Demikian pula jumlah tenaga kerja
Clay tile industry.
Cooperative and Small and Medium Scale Industry (KUKM)
Seen from their line of business, Cooperative and Small and
Medium Scale Industry ( UKM) in Tebo Regency has covered
all economic fields of the people, comprising sectors of
agriculture, plantation, forestry, industry, and financial services.
Up until 2006 total number of cooperative reached 141 units
annual increase of employment reached 2.73%. Meanwhile,
the number of small scale industries increased from 413 units
in 2001 to become 609 units in 2005, or grew by 10.20% per
year in average. Total investment value of small scale industry
also increased by 30.79% per year, from
Rp. 5.504 billion in 2001 to become Rp.
16.104 billion in 2005. Similarly, the
number of workers absorbed by the
industry also increased from 2,220
workers in 2001 to become 2,766 workers
in 2005, or grew by 5.65% per year in
average. As an effort to strengthen
capability of KUKM, besides providing
nursery and training for cooperative
administrators, the govern-ment also
facilitate them to provide credit scheme
to reinforce their capital. As the result
Sido Mukti Cooperative of Rimbo Bujang was awarded The
National Best Cooperative in 2006.
Specific batik industry in Tebo Regency.
yang terserap, meningkat dari 2.220 tenaga kerja pada tahun
2001 menjadi 2.766 tenaga kerja pada tahun 2005, atau tumbuh
rata-rata 5,65% per tahun.Sebagai upaya untuk memperkuat
kemampuan KUKM, pemerintah daerah selain melakukan
pembinaan dan pelatihan bagi pengurus koperasi juga
menfasilitasi penyediaan skim kredit untuk penguatan modal,
sehingga pada tahun 2006 Koperasi Sido Mukti Rimbo Bujang
mendapat predikat koperasi terbaik tingkat nasional.
Pariwisata
Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Tebo secara
umum belum menunjukkan kontribusi yang cukup menggembirakan.
Namun demikian daerah ini sebenarnya memiliki
Tourism
Development of tourism industry in Tebo Regency in general
have not shown significant contribution. However, in fact the
region has a number of tourism objects which are potential
enough to develop. The existence of a number of Protection
Forests and National Parks, it is highly possible that the region
be developed as natural tourism destination. Among competitive
tourism objects of the regency include Protection Forest of
Bukit Duabelas, Bukit Tigapuluh, and Bukit Sari Garden, that
have vast diversity of tropical flora and fauna as well as
culture and tradition of the people. Other potential tourism
objects include Silva Gama forest and Sigombak lake, various
art and cultural objects like remains of Jambi Kingdom in Tanah
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 351
The Grave of Sultan Thaha. Beautiful panorama of Sigombak Lake.
beberapa obyek wisata yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Dengan banyaknya hutan lindung dan taman
nasional, sangat dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi
daerah tujuan wisata alam. Salah satu obyek wisata
unggulannya adalah Hutan Lindung Bukit Duabelas, Bukit
Tigapuluh, dan Kebun Raya Bukit Sari, yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna tropis serta kekayaan budaya
masyarakat. Obyek wisata lainnya yang juga berpotensi
dikembangkan adalah Hutan Silva Gama dan Danau Sigombak,
berbagai obyek wisata seni budaya berupa peninggalan Kerajaan
Jambi di Tanah Garo, makam pahlawanan nasional Sultan Taha
Syaifuddin, Tanggo Rajo, berbagai acara adat seperti mandi
Balimau yang digelar di Danau Sigombak dan Teluk Kembang
Jambu, serta tari-tarian tradisional yang tidak kalah menarik.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan
merupakan upaya untuk meningkatkan dan memperlancar akses
jalan-jalan yang sudah terbangun dengan wilayah-wilayah
potensial. Sampai tahun 2006, total panjang jalan Kabupaten
Tebo adalah 1.055,38 Km dengan rincian jalan nasional 87,00
Km, jalan provinsi 219,61 Km dan jalan kabupaten 748,77 Km.
Secara umum kondisi jalan di Kabupaten Tebo dalam kondisi
rusak. Kondisi jalan yang baik hanya mencapai 160,63 Km
(21,45%), kondisi sedang 170,94 Km (22,83%), kondisi rusak
ringan 126,25 Km (16,86%) dan rusak berat 290,95 Km (38,85%).
Dilihat dari persentase jalan yang rusak ringan dan rusak berat
yang cukup tinggi dan panjang jalan dengan permukaan tanah
yang masih dominan, maka ke depan Pemerintah Kabupaten
Tebo tetap harus memprioritaskan perbaikan dan peningkatan
prasarana jalan di wilayah Kabupaten Tebo.
Sementara itu, panjang jalan kabupaten menurut jenis
permukaannya di Kabupaten Tebo mengalami perkembangan.
Pada tahun 2000, panjang jalan memiliki jenis permukaan aspal
hanya sekitar 155,04 Km atau 20,83%, permukaan kerikil 163,80
Km atau 22,00%, dan yang masih memiliki jenis permukaan
Garo, the tomb of Sultan Taha Syaifuddin (National Hero),
Tanggo Rajo, various traditional events like mandi Balimau
(taking bath) held in Sigombak lake and Kembang Jambu Bay,
and no less attractive traditional dances.
DEVELOPMENT OF TRANSPORTATION INFRASTRUCTURE
Development of transportation and communication
infrastructure is an efforts carried out to improve and to
smoothen access of roads that have been existed to potential
areas. Up until 2006, total span of road in Tebo Regency
reached 1,055.38 Km, consisting of National Road (87.00 Km),
Provincial Road (219.61 Km) and Regency Road (748.77 Km). In
general, condition of roads in Tebo Regency in damaged
condition. Roads in good condition only reaches 160.63 Km
(21.45%), in moderate condition is 170.94 Km (22.83%), slightly
damaged condition reaches 126.25 Km (16.86%) and seriously
damaged reaches 290.95 Km (38.85%). Seen from the
percentage of slightly damaged and seriously damaged roads
which is high enough, and the existence of dominant soil roads,
in the future the government of Tebo Regency have to prioritize
improvement and development of roads in the Regency.
Meanwhile, the span of road according to type of road
Sultan Thaha Saifuddin hospital.
3 52 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
Development of terminal. Development of trade center.
Penampuian Bridge (Tebo I) to connect Muara Tebo and Kuamang Kuning.
tanah sekitar 425,73 Km atau 37,02%. Saat ini, jenis permukaan
kerikil sepanjang 138,30 Km atau 19,13% dan jenis permukaan
tanah turun menjadi 317,00 Km atau 43,85%. Kecamatan Rimbo
Bujang, Rimbo Ulu dan Rimbo Ilir merupakan kecamatan yang
memiliki jalan terpanjang dan persentase jalan dengan
permukaan tanah juga masih dominan. Sedangkan Kecamatan
Tengah Ilir, VII Koto termasuk VII Koto Ilir dan Tebo Ulu
merupakan kecamatan dengan jalan terpendek di Kabupaten
Tebo. Bahkan di Kecamatan Tengah Ilir hanya terdapat jalan
dengan panjang 16,2 Km. Untuk pembangunan lima tahun ke
depan, kondisi sebaran jalan yang demikian harus mendapat
perhatian.
Disamping ruas jalan untuk menunjang kelancaran
transportasi barang dan jasa, juga diperlukan infrastruktur
jembatan yang memadai. Sampai tahun 2007 jumlah jembatan
dengan konstruksi baja di Kabupaten Tebo sebanyak 18 unit,
jembatan beton 84 unit dan jembatan dengan konstruksi kayu
sebanyak 13 unit. Pada tahun 2006 telah diresmikan pula
jembatan Tebo I atau Jembatan Penampuayan sepanjang 140
m, yang melintas Sungai Batang Tebo Muara Tebo guna
membuka akses jalan ke Desa Tengah Ulu, Betung Bedarah dan
wilayah Kuamang Kuning Kabupaten Tebo. Ruas jalan ini
diharapkan dapat menjadi ruas jalan provinsi. Di tahun 2007,
telah dibangun jembatan Tebo II sepanjang 450 m yang
surface in Tebo Regency increases. In 2000, the length of
asphalted road was only 155.04 Km or about 20.83%, gravel
road was 163.80 Km or 22.00%, and soil road was about
425.73 Km or 37.02%. At present, the span of gravel road
reaches 138.30 Km or 19.13% while the span of soil road
decreased to become 317.00 Km or 43.85%. Rimbo Bujang,
Rimbo Ulu and Rimbo Ilir sub districts are areas with the
longest road where the percentage of soil road is still dominant.
Meanwhile, Tengah Ilir, VII Koto, including VII Koto Ilir and Tebo
Ulu are sub districts with the shortest road in Tebo Regency.
Even in Tengah Ilir sub district, the road available only reaches
16.2 Km long. For the next five year, such distribution of roads
must be seriously considered.
Besides roads to support smooth transportation of goods
and services, adequate infrastructure of bridge is also required.
Up until year 2007, the number of bridge of steel construction
in Tebo Regency reached 18 units, concrete bridge of 84 units
and wooden bridge of 13 units. In 2006, 140 m-long Tebo I or
Penampuayan bridge was officially opened. The bridge that
crosses Batang Tebo River of Muara Tebo was built to open
access road to Tengah Ulu, Betung Bedarah villages and
Kuamang Kuning area of Tebo Regency. This access road is
expected to become provincial road. In 2007, Tebo II bridge
spanning 450 m long started to be developed. The bridge that
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 3 53
The Regency of Tebo
menghubungkan Kecamatan Serai Serumpun
dan Sumay dengan Kecamatan
Tebo Ulu yang diperkirakan akhir tahun
2008 ini dapat selesai dan diresmikan.
Aspek penting dalam pembangunan
infrastruktur jalan yang mendapat
prioritas lima tahun ke depan adalah
infrastruktur jalan pada wilayah strategis
dan cepat tumbuh. Perlu dibangun pusat
pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten
Tebo selain Rimbo Bujang dan Kota Tebo.
Pusat pertumbuhan tersebut diharapkan
dapat memacu pertumbuhan dan kegiatan
ekonomi yang lebih baik bagi kawasan sekitarnya. Untuk
kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru ini harus dilengkapi
dengan sarana dan prasarana ekonomi seperti pasar, dan
perbankan yang memadai. Infrastruktur jalan dibangun tidak
hanya pada kawasan pusat
pertumbuhan tetapi juga
akses jalan dari dan ke
kawasan/desa/dusun yang
berada di sekitarnya.
Sejalan dengan pembangunan
sarana dan prasarana
jalan, maka perlu
didukung dengan pembangunan
terminal terpadu
guna untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat
di bidang angkutan,
bain dari desa ke kota dalam Kabupaten Tebo, AKDP
maupun AKAP.
Selain transportasi darat, transportasi sungai juga penting
bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat Tebo. Hal ini
disebabkan sebagian besar desa-desa di Kabupaten Tebo berada
di pinggiran sungai. Data menunjukkan bahwa panjang sungai
besar yang melalui Kabupaten Tebo mencapai 482 Km yang
terdiri dari Batang Hari sepanjang 300 Km, Batang Sumay 70
Km, Batang Tabir 52 Km, Batang Lansisip 23 Km, Batang Tebo
29 Km, dan Batang Jujuhan sepanjang 7 Km. Sungai yang
sedemikian panjang di Kabupaten Tebo dapat menjadi potensi
besar untuk menunjang pembangunan jika dapat dikelola
dengan baik. Dengan transportasi sungai, maka biaya
transportasi akan relatif lebih murah dibandingkan dengan
alat transportasi lain. Keunggulan koparatif ini jika
dimanfaatkan dengan baik akan memberikan keuntungan
besar bagi masyarakat. Denga nbiaya transportasi yang
murah maka harga jual hasil usaha masyarakat akan lebih
tinggi sementara harga komoditi konsumsi masyarakat lebih
rendah. Keuntungan dua sisi ini akan sangat membantu
meringankan ekonomi masyarakat. •
Education development.
River transportation.
connects Serai Serumpun and Sumay sub
district to Tebo Ulu sub district is
scheduled to be accomplished and
officially opened at the end of this year.
Important aspect in the development
of infrastructure of road prioritized in
the next five year is road infrastructure
on strategic and fast growing areas. In
addition, new center of economic growth
need to be developed in Tebo Regency
in addition to the existing Rimbo Bujang
and Tebo City economic growth center.
Those economic growth center is
expected to be capable to accelerate economic growth and
faster better economic activities for surrounding areas. Those
new center of economic growth must be accomplished with
economic infrastructure and facilities like appropriate market
and banking services. Road infrastructure are not only developed
in center of growth area but also access road from and to
regions/villages/sub villages in the surrounding areas.
In line with development of road infrastructure and facilities,
development of integrated terminal also need to be carried out
to give adequate services to the people in transportation field,
either from rural to urban areas of Tebo Regency, inter-city, as
well as inter-island transportation.
Besides land transportation, river transportation is also
important for development and advancement of Tebo people as
most of villages in Tebo Regency are located by rivers. Data
shows that the length of big rivers crossing Tebo Regency
reaches 482 Km, consisting of Batang Hari River (300 Km),
Batang Sumay River (70 Km), Batang Tabir River (52 Km),
Batang Lansisip River (23 Km), Batang Tebo River (29 Km), and
Batang Jujuhan River ( 7 Km). Such long span of rivers in Tebo
Regency provide huge potential to support development, once
they are managed properly. Through river transportation,
transportation cost will be relatively cheaper compared to
other transportation mode. This comparative advantage, if
properly utilized, will give large benefit for the people. With
low transportation cost, sale price of products produced by
people will be higher, while the price of commodities consumed
by people will be lower. This two-sided benefit will help
enlighten economic burden of the people. •
INVESTMENT CONTACT
Regional Development Planning Board (Bappeda)
The Regency of Tebo
Komplek Perkantoran Seentak Galah
Serengkuh Dayung Km. 12, Muara Tebo
Phone : (62-744) 21610, 21611
3 54 INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII
The Regency of Tebo
PROFILE
Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM
T h e Regent of T e bo
Five Pillars of Regional Development
Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM dilahirkan di Terusan pada tanggal
16 Agustus 1944. Pendidikan dasarnya ditempuh di SR hingga
lulus tahun 1960, yang kemudian dilanjutkan ke Tsanawiyah di
Jambi yang berhasil diselesaikan tahun 1964. Setelah itu diteruskan
ke SP IAIN di Jambi sampai tahun 1966 dan ke IAIN STS Jambi hingga
lulus tahun 1970. Gelar sarjana diraih dari IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
tahun 1973. Sedangkan gelar Magister Manajemen diperoleh tahun 2000
dari Program Pasca Sarjana LPM Universitas Indonesia (UI - Jakarta).
Sebelum ditunjuk sebagai Pj. Bupati Tebo (1999-2001) dan terpilih menjadi
secara definitif untuk dua periode berturut-turut (2001-2006 dan 2006¬
2011), karir beliau lebih banyak diabdikan di Pemerintahan Provinsi Jambi,
mulai dari sebagai Kasubbid Sosbud Bappeda (1977-1982) hingga Karo
Binsos Setda (1993-1998). Suami dari Hj. Umi Kalsum ini juga sempat
menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjung Jabung
(1998-1999). Pada periode 1999-2001, beliau juga telah ditunjuk menjadi
Pj. Bupati Tebo.
Terpilihnya kembali Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM sebagai Bupati Tebo
tidak terlepas dari keberhasilan beliau dalam membangun daerah. Pada
periode pertama kepemimpinannya, beliau telah menorehkan segudang
prestasi. Dalam bidang pertanian dan lingkungan hidup, beliau berhasil
menarik minat masyarakat untuk mengembangkan dan memperluas areal
perkebunan karet dan kelapa sawit serta melestarikan hutan melalui
pengalihan mata pencaharian pekerja ilegal logging menjadi petani tanaman
pangan dan hortikultura. Dalam bidang sarana dan prasarana berhasil
membebaskan desa-desa terpencil sehingga relatif lebih mudah dijangkau.
Di bidang kesehatan, berhasil mambangun dan mengembangkan
sarana dan prasarana kesehatan. Di bidang pendidikan, beliau berhasil
meningkatkan dan memajukan pendidikan serta meningkatkan partisipasi
pendidikan.
Kini pada periode kedua kepemimpinannya, visi pembangunan Kabupaten
Tebo yang ingin beliau wujudkan adalah "Tebo yang Maju dan Berdaya
Saing Berbasis Agrobisnis dan Agroindustri". Untuk mewujudkan visi tersebut,
misi yang ditetapkan adalah: 1) Pengembangan ekonomi kerakyatan yang
berbasis agribisnis dan agroindustri dan peningkatan nilai tambah (added
value) sumber daya alam dengan memanfaatkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan kompetitif, 2) Peningkatan kualitas dan jangkauan
infrastruktur untuk percepatan pengembangan wilayah serta peningkatan
aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat, 3) Peningkatan jangkauan layanan
kesehatan yang prima bagi seluruh lapisan masyarakat, 4) Mewujudkan
masyarakat yang beriman, bertaqwa dan beraklak mulia, melalui pembinaan,
pengamalan dan pelaksanaan nilai-nilai agama, dan 5) Mewujudkan tatanan
masyarakat dan pemerintahan yang baik, demokratis yang menjunjung
tinggi supremasi hukum. Adapun dalam proses pencapaian visi dan misi
tersebut, Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM telah merumuskan lima pilar
pembangunan Kabupaten Tebo, yaitu ekonomi kerakyatan, pendidikan,
kesehatan, agama, dan supremasi hukum. •
Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM. was born in Terusan on 16 August
1944. He was graduated from his SR elementary school in 1960.
He then continued to secondary Islamic School (Tsanawiyah) in
Jambi until he was graduated in 1964. Further he enrolled his
education at SP IAIN in Jambi until 1966 and continued his education to
IAIN STS Islamic Institute until he was graduated in 1970. He achieved
his bachelor degree (S1) from Sunan Kalijaga Islamic Institute (IAIN) of
Yogyakarta in 1973. Later, he also got his Post Graduate Degree from LPM
of University of Indonesia, Jakarta. Before he was appointed to hold the
post as the Regent of Tebo Regency (ad interim) in 1999-2001 and was
then definitively assigned to hold the post as a Regent for two consecutive
period (2001-2006 and 2006-2011), he spent most of his career in provincial
government of Jambi, starting as Sub Section Head of Social and Cultural
Affairs of Regional Development Planning Board of Jambi (1977-1982) up
until the Head of Bureau of Social Affairs of Regional Secretary of Jambi
Province (1993-1998). The husband of Hj. Umi Kalsum also once held the
post as a regional secretary of Tanjung Jabung Regency (1998-1999).
During period of 1999-2001, he was appointed to hold the post as the
regent of Tebo Regency (Ad Interim)
The re-election of Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM as the regent of Tebo
can not be separated from his success in carrying out development in the
region. During his first period of his administration, various achievement have
been made. In agriculture and environment field, he has been successfully
encouraged people to expand their plantation area of rubber and oil palm
and to preserve forest area through shift of cultivation, from illegal logging
workers to become farmers of food crops and horticulture commodities. In
infrastructure and facilities sector, he has been successfully open access to
remote and isolated villages so that they can easily be reached. In health
field, he has been successfully develop and improve health infrastructure and
facilities. In education field, he has been capable to improve and develop
education and increase participation of people in education.
At the current second period of his administration, vision of development
of Tebo Regency he wishes to realize is to "Create advanced and
competitive Tebo Regency which is based on Agribusiness and Agroindustry".
To realize the vision, the missions he set are: 1) To develop
people-based economy which is based on agribusiness and agro industry
and to improve added value of natural resources through utilization of
quality and competitive human resources, 2) To improve quality and
coverage of infrastructure to accelerate regional development and to
improve economic activities and social activities of the people, 3) To
improve coverage of prime health services for all people, 4) To realize
religious people that have noble attitude through nursery, and education
and application of religious values, and 5) To realize good, democratic and
social and governmental order that respect on law supremacy. To achieve
the vision and mission, Drs. H. A. Madjid Mu'az, MM has formulated five
pillars of development of Tebo Regency, namely people-oriented economy,
education, health, religion, and law supremacy. •
INDONESIAN INVESTMENT AND TRADING OPPORTUNITY BY PROVINCE, REGENCY, CITY - VOLUME VII 355

Jumat, 13 Agustus 2010

POTENSI TAMBANG BATUBARA

DI KABUPATEN TEBO POTENSI SEKTOR PERTAMBANGAN CUKUP POTENSIAL SEPERTI BATU BARA, MINYAK BUMI DAN GAS. DARI 12 KECAMATAN YANG ADA, 9 KECAMATAN MENGANDUNG BATU BARA. KONDISI SEKARANG SEBAGIAN DARI POTENSI TERSEBUT SUDAH DILAKUKAN SURVEY DAN PENYELIDIKAN SERTA EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI
BATU BARA
JUMLAH KUASA PERTAMBANGAN (KP) BATU BARA DALAM KABUPATEN TEBO :
PENYELIDIKAN UMUM : 1 BUAH
EKSPLORASI : 25 BUAH
EKSPLOITASI : 2 BUAH
POTENSI BAHAN TAMBANG DI KABUPATEN TEBO BERDASARKAN HASIL PENELITIAN PADA TAHAP EKSPLORASI TERDAPAT CADANGAN TERUKUR ± 808.899.442 TON DENGAN KUALITAS SEBAGAI BERIKUT :
KANDUNGAN AIR : 23,5 – 34,7 %
ASH : 3,01 – 6,70 %
VOLATILE MATTER : 24,64 – 54,88 %
SULFUR : 0,57 – 2,6 %
FIXED CARBON : 17,24 – 38,42 %
CALORIFIC VALUE : 4300 – 5400 KCAL/KG
PADA SAAT INI ADA 27 PERUSAHAAN YANG MENENAMKAM INVESTASINYA DI BIDANG PERTAMBANGAN BATUBARA, 2 (DUA) PERUSAHAAN DIANTARANYA BERPRODUKSI SEJAK BULAN MEI 2008 YAITU PT. WAHANA ALAM LESTARI DAN PT. ASIA INVESTAMA, SELEBIHNYA MASIH DALAM TAHAP EKSPLORASI
MINYAK BUMI
DIKELOLA OLEH PT. PEARL OIL MASIH BERUPA MINYAK MENTAH DENGAN JUMLAH PRODUKSI
- TRIWULAN I TAHUN 2008 : 50.278 BAREL
- TRIWULAN II TAHUN 2008 : 83.319 BAREL
DIKIRIM KE TEMPINO KABUPATEN BATANGHARI

POTENSI PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEBO

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG





Perkebunan & Hutan




Pada Subsektor Kehutanan memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Tebo sebesar 5,89 persen . Hasil pemetaan kawasan hutan Kabupaten Tebo memiliki kawasan hutan seluas 286.784,30 ha, yang terdiri dari kawasan hutan lindung bukit limau 6.667 ha, kawasan hutan TNBT 23.000 ha, kawasan TNB Dua belas 8.100 ha, kawasan Taman Hutan raya bukit sari 110 ha, kawasan hutan produksi terbatas sungai sirih 8.325 ha, kawasan hutan produksi terbatas sungai seragen hulu danau bangko 20.450 ha, kawasan hutan produksi pasir mayang 183.760, kawasan hutan produksi tabir kejasung 16.438 ha, kawasan hutan produksi batang tabir 11.700 ha selain itu juga terdapat hutan rakyat seluas 1 263 ha. Kondisi sumber daya hutan tersebut secara umum sedang mengalami proses degradasi fungsi yang disebabkan oleh illegal logging dan illiegal penggunaan kawasan hutan, guna untuk mengantisipasi kerusakan hutan ini seluruh jajaran Pemerintah telah diupayakan untuk melaksanakan pengawan dan penanganan hutan secara terpadu.

Subsektor Perkebunan memberikan kontribusi cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Tebo, angka kontribusi sektor pertanian pada tahun 2007 sebesar 50,13%. Subsektor perkebunan memberikan kontibusi terbesar pada pembentukan PDRB Kabupaten Tebo sebesar 29,54 persen dengan komoditi utama karet dan kelapa sawit dan merupakan salah satu dibidang agribisnis yang mempunyai peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tebo, komoditas tanaman perkebunan yang merupakan unggulan adalah tanaman kelapa sawit dan tanaman karet kondisi ini dapat dilihat dari angka luas tanaman kedua komoditi ini yang mendominasi tanaman perkebunan di Kabupaten Tebo, khusus untuk tanaman karet sudah dikembangkan masyarakat Kabupaten Tebo secara turun temurun

Luas tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Tebo Tahun 2006-2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Luas tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Tebo Tahun 2006-2007

Peningkatan luas tanam tanaman karet tentunya tidak terlepas dari peran Pemerintah daerah dalam mendukung percepatan peremajaan karet tua milik masyarakat.

Total luas areal perkebunan di Kabupaten Tebo adalah seluas 136.929 ha. Dari luas tersebut sebagai besar didominasi oleh 2 komoditas unggulan yaitu seluas 30,917 ha atau 22,58 persen dan perkebunan karet seluas 108.440 ha atau 79,19 persen. Selanjutnya perkembangan investasi di subsektor perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tebo telah dimulai semenjak tahun 1994 dengan pola kemitraan oleh PT.Tunjuk Langit Sejahtera, PT.Scona Persada, PT Regunas Agri Utama, PT.Sari Aditya Loka, PT.Tebora (Satya Kismu Utama), PT.Agro Wiyana, PT. Makin Group dan PT.Tebo Indah, PT.Tebo Plasma Intilestari dan jumlah pabrik pengolahan CPO yang sudah operasional saat ini di Kabupaten Tebo berjumlah 3 Unit dengan kapasitas 35 – 60 ton perjam.

Dalam upaya untuk menciptakan stabilitas harga hasil perkebunan yang cukup tinggi dimasyarakat pemerintah daerah juga telah membangun unit pasar lelang karet masing-masing di Kecamatan Rimbo Ilir sehingga petani dapat menjual langsung karet dengan harga lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga diterima melalui tengkulak. Untuk meningkatkan nilai tambah bagi para petani maka: Fasilitasi pemasaran hasil-hasil pertanian (ada 4 lokasi pasar lelang karet) dengan penjualan 100 sampai 200 ton per hari pasar dengan nilai jual 1 sampai 2 milyar rupiah

OBJEK WISATA TEBO

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG


OBJEK WISATA TEBO



Objek Wisata Home >> Ekonomi, Industri, & Bisnis >> Pariwisata >> Objek Wisata


Makam Sultan Thaha

Hutan Tebo

Danau Sigombak


Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Tebo secara umum belum menunjukan kontribusi yang cukup menggembirakan, namun demikian Kabupaten Tebo juga memiliki objek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan secara bersama-sama dengan Kabupaten dan Propinsi tetangga seperti objek wisata alam Hutan Lindung Bukit 12, Bukit 30 dan Kebun Raya Bukit Sari dengan keaneka ragaman flora dan fauna trofisnya serta Budaya Masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Masih rendahnya kualifikasi dan kompetensi pariwisata di daerah ini menyebabkan daerah ini belum menjadi salah satu daerah tujuan wisata, namun upaya kearah tersebut terus kita kembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki, secara bertahap kita upayakan melalui peningkatan minat rekreasi masyarakat dengan memperbaiki prasarana dan sarana rekreasi, sehingga tertata sesuai dengan standarisasi pariwisata, antara lain pengembangan Danau Sigombak di Kecamatan Tebo Ulu.

Banyak potensi pariwisata yang dapat ditawarkan dimana saat ini masih belum dilakukan pengelolaan kawasan pariwisata yang baik. Potensi pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain:

*

Wisata alam Air terjun dengan 2 dan 4 tingkat
*

Wisata Arkeologi Goa di Sungai Bulan/Pemayungan
*

Wisata Arkeologi Candi di Tuo Sumay dengan spesifikasi susunan batu bata
*

Wisata Alam Danau dengan spesifikasi perikanan dan mancing di TI Kembang Jambu
*

Wisata Sejarah Makam Sultan Taha Syaifuddin pahlawan nasional Jambi di Muara Tebo
*

Wisata Hutan kabupaten Tebo.
*

Wisata Danau Si Gombak. Terbentuk akibat terjadinya perubahan aliran Sungai Batanghari yang mengakibatkan tergenangnya daerah bekas aliran sungai.

PERIJINAN TEBO

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG


PERIJINAN TEBO



Perijinan Home >> Ekonomi, Industri, & Bisnis >> Perijinan

Jenis Perijinan Penjelasan Dokumen Tarkait
Ijin Usaha Perikanan Deskripsi Ijin No Dokumen
Ijin Usahan Perkebunan Deskripsi Ijin No Dokumen
Ijin Tebang Kayu Deskripsi Ijin No Dokumen
Ijin Gangguan (HO) Deskripsi Ijin No Dokumen
Ijin Koperasi Deskripsi Ijin No Dokumen
Ijin Ketenaga Kerjaan Deskripsi Ijin No Dokumen
Ijin Reklame Deskripsi Ijin No Dokumen

Ijin Usaha Perikanan Dalam rangka penertiban dan penataan pengusahaan, pemanfaatan dan pengelolaan potensi Perikanan dan Kelautan yang ada
di Kabupaten Tebo diperlukan adanya Peraturan dan Ketentuan Hukum yang mengatur berupa PERDA, hal ini sesuai kewenangan yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten/Kota yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1999.
Sehubungan dengan perihal tersebut diatas Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tebo telah menyusun 2 (dua) Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA)yaitu Raperda yang mengatur tentang

* Retribusi Pelelangan Ikan
* Ijin Usaha Perikanan


Dimana ijin usaha perikanan meliputi ijin usaha budidaya ikan, penangkapan ikan dan pengolahan. Sambil menunggu Raperda tersebut disetujui/disahkan menjadi
PERDA, Dinas Kelautan dan Perikanan telah melakukan pencatatan dan penertiban usaha berupa Tanda Daftar Usaha Perikanan.Proses administrasi Tanda Daftar Usaha sebagai berikut :

1. Permohonan masuk melalui Bagian Tata Usaha
2. Oleh Bagian Tata Usaha dinaikkan ke Kepala Dinas
3. Kepala Dinas mendisposisi ke Sub Dinas Bina Usaha
4. Sub Dinas Bina Usaha melakukan koordinasi dengan Sub Dinas Teknis terkait untuk mendapatkan rekomendasi Tanda Daftar Usaha
5. Oleh Sub Dinas Bina Usaha diteruskan ke Bagian Tata Usaha untuk mendapatkan penyelesaian administrasi

Proses penyelesaian administrasi memerlukan waktu selama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan dimasukkan.


Ijin Usaha Perkebunan
Persyaratan Pengajuan Permohonan Usaha Perkebunan di Kabupaten Tebo

* Arahan Lokasi dari Bupati
* Rekomendasi Pertimbangan Teknis ketersediaan lahan dari Kepala Dinas Pertanahan Kabupaten Tebo.
* Rekomendasi dan Pertimbangan Teknis tentang status kawasan dari Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tebo
* Rekomendasi dan Dukungan Teknis dari Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo.
* Rencana Kerja Usaha Perkebunan (Proposal) yang telah diketahui dan disetujui oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo
* Akte Pendirian Perusahaan Perkebunan serta Akte Perubahan yang terakhir atau Akte Pendirian Koperasi (Badan Hukum Koperasi)
* Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
* Peta Calon Lokasi Perkebunan dengan Skala 1:100.000 dan 1:50.000
* Mempresentasikan Rencana Kerja Usaha Perkebunan atau menyampaikan Rencana Detail Pembangunan Perkebunan kepada Pemerintah Kabupaten Tebo
* Pernyataan untuk Pemanfaatan Tenaga Kerja Setempat di atas meterai Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah)
* Pernyataan kesediaan mendirikan kantor pusat perusahaan di Sangatta di atas meterai Rp. 6.000 (Enam Ribu Rupiah).

Sedangkan Syarat Khusus adalah sebagai berikut:

* Rencana Kerja Usaha Perkebunan yang telah mendapatkan Rekomendasi Camat dan Kepala Desa setempat untuk Perkebunan Kelompok Masyarakat.
* Pernyataan Pemilikan Lahan Perusahaan atau Group bahwa usaha perkebunannya belum melampaui luasan maksimum.

Setelah persyaratan dipenuhi, Bupati akan menerbitkan SK Ijin Lokasi Perkebunan.


Ijin Tebang Kayu Permohonan Ijin Tebang Kayu AB diajukan ke DISHUTBUN dilampiri dengan :

1. Surat Keterangan Jual Beli,
2. KTP,
3. Diadakan pemeriksaan oleh tim,
4. Diterbitkan berita acara pemeriksaan (BAP),
5. Diterbitkan ijin penebangan pohon dari DISHUTBUN,
6. Permohonan mendapatkan dokumen SAKM dari pemohon,
7. Pemeriksaan dan pengetokan dari DISHUTBUN,
8. Dibuat laporan hasil produksi (LHP),
9. Diterbitkan dokumen SAKM dari DISHUTBUN yang ditandatangani oleh bupati.


Ijin Gangguan (HO) Obyek Ijin Gangguan (HO) ialah setiap orang atau Badan Hukum baik swasta, milik Negara maupun milik Daerah yang mendirikan atau memperluas tempat usahanya di lokasi tertentu dalam wilayah Kabupaten Tebo

Proses Untuk Mendapatkan Ijin Gangguan

* Mengambil blangko permohonan di Kantor Bupati Tebo Cq. Kantor Polisi Pamong Praja
* Setelah diisi diajukan permohonan ke Bupati Tebo Cq. Kantor Polisi Pamong Praja dengan dilampiri :

1. Surat pernyataan tidak berkeberatan atas pendirian tempat usaha dari tetangga sekitar yang dilegalisir Kepala Desa/Kelurahan dan Camat setempat.
2. Surat bukti pemetakan tanah
3. Ijin Peruntukan dan Penggunaan Tanah dari Dinas Pemukiman
4. Ijin Lokasi bagi usaha berskala besar (BPN)
5. Ijin Mendirikan Bangunan dari Dinas Pemukiman
6. KTP Pemohon
7. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)
8. Akte Pendirian Perusahaan bagi yang sudah berbadan hukum
9. Gambaran Situasi Tempat Usaha
10. Surat Pernyataan Pengusaha yang isinya sanggup untuk melakukan usaha pencegahan Gangguan yang dilegalisir Kepala Desa/Kelurahan dan Camat setempat.

* Permohonan yang masuk diteliti kelengkapan persyaratannya di Kantor Polisi Pamong Praja.
* Bagi usaha bersekala besar dan berpeluang menimbulkan gangguan, bahaya dan kerugian serta pencemaran lingkungan sebelum diproses dibawa ke forum rapat koordinasi dan peninjauan lapangan oleh Tim pertimbangan Ijin Gangguan.
* Setiap pemberian Ijin Gangguan (HO) dikenakan retribusi yang besarnya diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo


Batas waktu penyelesaian Ijin paling lama 35 (tiga puluh lima) hari terhitung sejak tanggal berkas permohonan diajukan. Setiap 5 (lima) tahun sekali terhitung sejak tanggal penetapan Surat Keputusan Ijin dilakukan pendaftaran ulang

Keterlambatan penerbitan Ijin Gangguan (HO) sering terjadi disebabkan oleh beberapa alasan sebagai berikut:

* Kelengkapan pesyaratan kurang dan tidak segera dipenuhi oleh pemohon
* Pengurusan ijin tidak dilakukan sendiri oleh pemohon tetapi melalui pihak ketiga sehingga komunikasinya lebih panjang


Perijinan Koperasi Persyaratan permohonan Surat Ijin Usaha Perusahaan berbentuk Koperasi:

1. Fotokopi Akta Pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi berwenang
2. Fotokopi KTP Pimpinan/Penanggung Jawab Koperasi
3. Fotokopi NPWP Perusahaan
4. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) / HO


Ijin Ketenagakerjaan NO UNIT KERJA DASAR HUKUM NAMA PERIJINAN SYARAT PENGAJUAN 1 Sub. Din Pengawasan Ketenagakerjaan Undang-undang No. 3 Tahun 1951 Pemeriksaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan - - - UU No. 7 Th. 1981 Wajib Lapor Ketenagakerjaan Mengisi formulir - - UU No. 1/1951 Ijin Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat - - - UU No. 1/1951 Ijin Kerja Malam Wanita - - - UU Uap Th. 1930 Ijin Penggunaan Pesawat Uap Peralatan aman - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Instalasi Listrik Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Instalasi Penyalur Petir Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Bejana Tekan Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Lieft Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Pesawat Pembangkit Tenaga Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut Operasional dan dokumen lengkap 2 Sub. Din Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja - PP No. 71 Th. 1991 tentang latihan kerja - Kep. Dirjen. Bin LATTAS Tenaga Kerja No. Kep.11/BPP/95 tentang pedoman persyaratan dan prosedur pendirian lembaga latihan swasta Perijinan Lembaga Latihan - Ijin sementara - Ijin tetap - Surat permohonan - Form isian - Form isian - Kurikulum silabus - Status tempat - Lain-lain SKKB copy ijasah instruktur - Pas foto 4x6=3 lembar - Copy ijin HO (bagi BLK LN) - Surat permohonan - Form isian - Akte pendirian - Kurikulum silabus - Status tempat - Lain-lain SKKB copy ijasah instruktur - Pas foto 4x6=3 lembar - Copy ijin HO (bagi BLK LN) 3 Sub. Din Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Keputusan Dirjen Binapenta Depnaker No. KEP 4587/BP/1994 tanggal 2-11-1994 Ijin pendirian Bursa Kerja Khusus (BKK) - Permohonan - Struktur organisasi - Keterangan inventaris kantor - Rencana penempatan tenaga kerja - Ijin operasional lembaga yang bersangkutan dari Dinas / Instansi yang berwenang - Sertifikat pelatihan BKK
Ijin Reklame NO UNIT KERJA DASAR HUKUM NAMA PERIJINAN SYARAT PENGAJUAN 1 Sub. Din Pengawasan Ketenagakerjaan Undang-undang No. 3 Tahun 1951 Pemeriksaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan - - - UU No. 7 Th. 1981 Wajib Lapor Ketenagakerjaan Mengisi formulir - - UU No. 1/1951 Ijin Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat - - - UU No. 1/1951 Ijin Kerja Malam Wanita - - - UU Uap Th. 1930 Ijin Penggunaan Pesawat Uap Peralatan aman - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Instalasi Listrik Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Instalasi Penyalur Petir Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Bejana Tekan Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Lieft Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Pesawat Pembangkit Tenaga Operasional dan dokumen lengkap - - UU No. 1 Th. 1970 Ijin Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut Operasional dan dokumen lengkap 2 Sub. Din Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja - PP No. 71 Th. 1991 tentang latihan kerja - Kep. Dirjen. Bin LATTAS Tenaga Kerja No. Kep.11/BPP/95 tentang pedoman persyaratan dan prosedur pendirian lembaga latihan swasta Perijinan Lembaga Latihan - Ijin sementara - Ijin tetap - Surat permohonan - Form isian - Form isian - Kurikulum silabus - Status tempat - Lain-lain SKKB copy ijasah instruktur - Pas foto 4x6=3 lembar - Copy ijin HO (bagi BLK LN) - Surat permohonan - Form isian - Akte pendirian - Kurikulum silabus - Status tempat - Lain-lain SKKB copy ijasah instruktur - Pas foto 4x6=3 lembar - Copy ijin HO (bagi BLK LN) 3 Sub. Din Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Keputusan Dirjen Binapenta Depnaker No. KEP 4587/BP/1994 tanggal 2-11-1994 Ijin pendirian Bursa Kerja Khusus (BKK) - Permohonan - Struktur organisasi - Keterangan inventaris kantor - Rencana penempatan tenaga kerja - Ijin operasional lembaga yang bersangkutan dari Dinas / Instansi yang berwenang - Sertifikat pelatihan BKK

DESA DI TEBO DAN KECAMATAN

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG



DESA DI TEBO



Kecamatan & Desa Home >> Pemerintahan >> Kantor Kecamatan & Desa

No Kecamatan Kantor Kecamatan Polsek Koramil Desa/Kelurahan
1. Tebo Tengah Ibu Kota: Muara Tebo
Alamat: Jl. Tanggi Rajo No I, Muara Tebo, Tebo Tengah
Telp:
Fax: - - 1. Aburan Batang Tebo
2. Muara Tebo
3. Mangun Jayo
4. Tengah Ulu
5. Teluk Pandak
6. Semabu
7. Kandang
8. Bedaro Rampak
9. Tebing Tinggi
10. Sungai Alai
11. Pelayang
12. Sungai Keruh
2. Tengah Ilir Ibu Kota: Mengupeh
Alamat: Jl. Lintas Tebo - Jambi KM. 38, Mengupeh, Tengah Ilir
Telp:
Fax: - - 1. Lubuk Mandarsah
2. Penapalan
3. Muara Kilis
4. Mengupeh
5. Rantau Api
3. Tebo Ilir Ibu Kota: Sungai Bengkal
Alamat: NULL
Telp:
Fax: - - 1. Tuo Ilir
2. Teluk Rendah Pasar
3. Teluk Rendah Ilir
4. Teluk Rendah Ulu
5. Muara Ketalo
6. Sungai Bengkal
7. Sungai Bengkal Barat
8. Betung Bedarah Barat
9. Betung Bedarah Timur
10. Sungai Aro
11. Kunangan
4. Muara Tabir Ibu Kota: Pintas Tuo
Alamat: Jl. Lintas Pintas - Betung Bedarah No 1, Desa Pintas Tuo, Muara Tabir
Telp:
Fax: - - 1. Embacang Gedang
2. Pintas Tuo
3. Tambun Arang
4. Bangun Saranten
5. Sungai Jernih
6. Tanah Garo
7. Bangko Pintas
5. Sumay Ibu Kota: Teluk Singkawang
Alamat: NULL
Telp:
Fax: - - 1. Tambun Arang
2. Jati Belarik
3. Punti Kalo
4. Lembak Bungur
5. Teluk Singkawang
6. Teriti
7. Dusun Tuo Sumay
8. Teluk Langkap
9. Suo-suo
10. Muara Sekalo
11. Semambu
12. Pemayongan
6. Tebo Ulu Ibu Kota: Pulau Temiang
Alamat: NULL
Telp:
Fax: - - 1. Teluk Kuali
2. Lubuk Benteng
3. Pulau Temiang
4. Pulau Panjang
5. Bungo Tanjung
6. Tanjung Aur
7. Rantau Langkap
8. Teluk Kasai Rambahan
9. Teluk Kembang Jambu
10. Pagar Puding
11. Sungai Rambai
12. Malako Intan
7. Serai Serumpun Ibu Kota: Sekutur Jaya
Alamat: Sekutur Jaya, Serai Serumpun
Telp:
Fax: - - 1. Pinang Belai
2. Sekutur Jaya
3. Bukit Pemuatan
4. Napal Putih
5. Sako Makmur
6. Pagar Puding Lamo
7. Tanjung Aur Seberang
8. Teluk Melintang
8. VII Koto Ilir Ibu Kota: Balai Rajo
Alamat: NULL
Telp:
Fax: - - 1. Cermin Alam
2. Paseban
3. Balai Rajo
4. TKP Indah
5. Sungai Karang
9. Rimbo Ilir Ibu Kota: Karang Dadi
Alamat: Karang Dadi,Rimbo Ilir
Telp:
Fax: - - 1. Pulung Rejo
2. Karang Dadi
3. Sido Rejo
4. Sari Mulya
5. Sumber Agung
6. Giri Purno
7. Giri Winangun
8. Sepakat Bersatu
9. Rantau Kembang
10. Rimbo Ulu Ibu Kota: Suka Damai
Alamat: Jl. Anggrek, Sukadamai, Rimbo Ulu
Telp: (0744) 21003
Fax: - - 1. Sungai Pandan
2. Suka Maju
3. Wana Reja
4. Suka Damai
5. Sido Rukun
6. Sumber Sari
11. Rimbo Bujang Ibu Kota: Wirotho Agung
Alamat: Jl. Pahlawan, Wirotho Agung, Rimbo Bujang
Telp: (0747) 431573
Fax: - - 1. Rimbo Mulyo
2. Sapta Mulia
3. Pematang Sapat
4. Tegal Arum
5. Tirta Kencana
6. Purwo Harjo
7. Perintis
8. Wirotho Agung
12. VII Koto Ibu Kota: Sungai Abang
Alamat: Desa Sungai Abang, VII Koto
Telp:
Fax: - - 1. Lembayo/ Dusun Baru
2. Aur Cino
3. Sungai Abang
4. TK Putih
5. Kauamang
6. Pucuk Jambi
7. Muara Niro
8. Teluk Lancang
9. Muara Tabun
10. Tabun

VISI&MISI KABUPATEN TEBO

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG


VISI&MISI




Visi Pembangunan

Memperhatikan perkembangan lingkungan strategis Kabupaten Tebo yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Tebo dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jambi serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, maka dirumuskan Visi Rencana Pembangunan Kabupaten Tebo Tahun 2006 - 2011 sebagai berikut:

“TEBO YANG MAJU DAN BERDAYA SAING
BERBASIS AGROBISNIS DAN AGROINDUSTRI”

Misi Pembangunan

Untuk mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Tebo Tahun 2006-2011 sebagaimana tersebut diatas telah ditetapkan pula Misi sebagai berikut :

1.

Pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis dan agroindustri dan peningkatan nilai tambah (added value) sumberdaya alam dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif.
2.

Peningkatan kualitas dan jangkauan infrastruktur untuk percepatan pengembangan wilayah serta peningkatan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
3.

Peningkatan jangkauan layanan kesehatan yang prima bagi seluruh lapisan masyarakat.
4.

Mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berahklak mulia, melalui pembinaan, pengamalan dan pelaksanaan nilai-nilai agama.
5.

Mewujudkan tatanan masyarakat dan pemerintahan yang baik, demokratis yang menjunjung tinggi supremasi hukum.

Demografi TEBO

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG


Demografi


Jumlah penduduk Kabupaten Tebo sampai tahun 2008 sebanyak 265.863 jiwa, dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 4 - 5 jiwa, sehingga tingkat kepadatan penduduk 39 jiwa/km². dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar bergerak pada sektor pertanian. Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo Dilihat perkecamatan sebagaimana Grafik di bawah ini.

Dari 12 Kecamatan yang ada dalam Kabupaten Tebo terlihat jumlah penduduk yang paling banyak yaitu Kecamatan Rimbo Bujang dengan jumlah penduduk Laki-laki 28.368 Orang dan Perempuan 27.108 orang kemudian Kecamatan Rimbo Ulu dan Kecamatan Tebo Ulu.

Perekonomian Kabupaten Tebo juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan bila dibandingkan pada awal berdirinya Kabupaten Tebo tahun 1999 pertumbuhan ekonomi sebesar 2,19%, terus mengalami peningkat dari tahun 2004 sebesar 4,64% tumbuh mernjadi 6,40% (tanpa migas) tahun 2008.

Ditinjau dari struktur perkonomian Kabupaten Tebo sejak tahun 2005 mengalami pergeseran, bila sebelumnya sektor pertanian mendominasi dengan kontribusi terhadap PDRB lebih besar dari 54,80%, secara bertahap kontribusi ini cenderung menurun hingga pada tahun 2006 angka kontribusi sektor pertanian hanya mencapai angka 51,24%. hingga akhir tahun 2008 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tebo hanya mencapai angka 45,96%. Penurunan angka kontribusi ini merupakan dampak dari krisis ekonomi yang sangat dirasakan terutama oleh masyarakat pelaku komoditi utama seperti karet, kelapa sawit dan tanaman pangan.

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tebo meningkat pada Tahun 2008 mencapai 6,40% (dengan migas) dan 6,08% (tanpa migas). Meskipun sektor pertanian mengalami penurunan pada setiap sub sektor namun masih menjadi penyumbang terbesa atas PDRB dengan kontribusi sebesar 45,96%. Disisi lain sektor Pertambangan dan penggalian meningkat semula hanya 6,95% kontribusinya terhadap PDRB Tahun 2007 menjadi 12,71% pada Tahun 2008 sementara sektor-sektor lain yang tumbuh secara signifikan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sedangkan sektor industri pengolahan juga mengalami penurunan dari 2,58% pada tahun 2007 menjadi 2,41% pada tahun 2008. penurunan tersebut disebabkan adanya penurunan produksi minyak bumi yang juga terjadi di beberapa daerah penghasil minyak bumi di Indonesia.

Kegiatan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja bidang social terutama pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, oleh karena itu jika pendapatan perkapita naik maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja, derajat kesehatan dan gizi, pendidikan, kebebasan memilih pekerjaan serta masa depan perekonomian dapat semakin meningkat. Hal ini tercermin pada kenaikan beberapa indikator social yakni, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2005 mencapai 68,9% pada tahun 2008 naik mencapai 71,7%.

Dalam bidang pendidikan pada tahun 2008, Angka Partisipasi Kasar (APK) pada setiap jenjang pendidikan masing-masing untuk tingkat SD telah mencapai 112%, SMP 96,69% dan tingkat SMA 65,51%, sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan masing-masing untuk tingkat SD telah mencapai 96%, SMP 89,44% dan tingkat SMA 56,15%, indikator keberhasilan tingkat pendidikan ini juga dapat dilihat dari angka kelulusan siswa dalam UAN pada tahun ajaran 2007/2008 yang lalu Kabupaten Tebo menempati urutan teratas di Provinsi Jambi untuk kelulusan tingkat SMA yakni sebesar 97%.

Bidang kesehatan telah berhasil menurunkan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2006 sebesar 63 orang per 1000 kelahiran, menjadi 52 orang per 1000 kelahiran pada tahun 2008. angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan angka Provinsi Jambi yang mencapai 307 jiwa per 100.000 kelahiran dan nasional 216 per 100.000 kelahiran. Sarana kesehatan yang ada pada tahun 2008 yaitu 1 unit RSUD type c, 8 unit puskesmas perawatan dan 6 unit puskesmas non perawatan, puskesmas pembantu 44 unit, 57 unit poskesdes serta 56 Desa siaga. Tenaga kesehatan yang dimiliki oleh RSUD secara keseluruhan adalah sebanyak 355 orang terdiri dari perawat 162 orang, bidan 132 orang, dokter spesialis 4 orang, dokter gigi 10 orang dan dokter umum 47 orang serta untuk penyebaran tenaga kesehatan pada puskesmas masing-masing telah ditempatkan sebanyak 2 orang tenaga dokter. Pada tahun 2008 RSUD juga telah memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat umum dan keluarga miskin sebanyak 53 orang dan pelayanan operasi bibir sumbing untuk 18 orang keluarga miskin selain itu RSUD telah mengadakan section caesar dan bedah yang telah dilaksanakan sebanyak 25 orang dengan pembiayaan dari APBD II.

Dalam upaya mengurangi laju pertumbuhan penduduk melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, melalui program Keluarga Berencana tahun 2006 jumlah akseptor KB aktif sebanyak 44.331 akseptor atau sebesar 79,07% dari total Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 56.063 akseptor. Tahun 2008 animo peserta KB telah melewati Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) sebanyak 133,54% atau 14.609 akseptor bila dibandingkan dengan PPM secara umum, peserta KB di setiap Kecamatan sebanyak 10.940 akseptor, selain dari itu kesadaran atau minat kaum pria terhadap fasektomi sangat kecil bila dibandingkan dengan akseptor kaum perempuan. Pada akhir tahun 2008 peserta KB Pria (Fasektomi) hanya sebanyak 499 akseptor atau 3,4% dibandingkan dengan jumlah peserta KB baru sebanyak 14.609 kondisi ini menunjukan bahwa kesertaan ber KB Pria masih sangat rendah.

SEJARAH KABUPATEN TEBO

PEMIMPIN BARU TEBO 2011-2016 JADIKAN SEMANGAT DAN JIWA MUDA ASVAN DESWAN UNTUK MEMIMPIN TEBO DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CEMERLANG



SEJARAH KABUPATEN TEBO



Sejarah Kabupaten Tebo tidak terlepas dari sejarah Propinsi Jambi, karena Kabupaten Tebo termasuk wilayah administratif Propinsi Jambi. Namun demikian karena sejarah adalah gambaran masa lalu, maka jangkauannya tidak hanya terbatas pada wilayah administratif, tapi bisa juga melewati batas-batas tertentu. Karena garis administratif baru itu tidak berlaku sama pada sejarah kebudayaan, sebab seluruh kebudayaan masyarakat Kabupaten Tebo adalah bagian dari kebudayaan Melayu, mulai dari masa pra sejarah hingga masa Hindu Budha.

Masa Prasejarah

Tidak banyak yang dapat diketahui tentang masa pra sejarah di Kabupaten Tebo. Tapi setidaknya dengan adanya pendapat yang menyatakan, bahwa 10.000 - 5.000 tahun SM, Ras Deutro Maleires (Melayu Muda) yang berasal dari pedalaman Tiongkok Selatan, telah menyebar ke Nusantara, di antaranya ke Sumatera.

Ras ini kemudian bermukim di daerah-daerah pantai dan daratan rendah. Dan bila kemudian dihubungkan dengan hasil penelitian Prof. Sartono (1978), yang menyatakan adanya Teluk Tebo dan Teluk Tembesi yang menjorok ke arah pedalaman mengapit Bukit Dua Belas. Sedang di Teluk Tebo bermuara Sungai Batanghari dan Batang Tabir beserta anak-anak sungainya, tentunya dapat dipahami, bahwa dalam kawasan Kabupaten Tebo sekarang ini, dulunya telah bermukim Ras Deutro Maleires (Melayu Muda), sebagai awal masa pra sejarah.

Masa Hindu Budha

Dalam sejarah Dinasti Sung (960-1280) dinyatakan bahwa ada sebuah kerajaan bernama Ho-lo-tan yang telah mengadakan hubungan diplomatik dengan Cina dan berturut-turut telah mengirim utusannya ke Cina pada tahun-tahun 420, 433, 434, 436, 437, dan 452. Kerajaan Ho-lo-tan tersebut terletak di She-po atau Tehu-po. Sedangkan She-po atau Tehu-po tersebut menurut Prof. Sartono (1978) yang juga diyakini oleh sejarawan Drs. Fachruddin Saudagar, adalah Muara Tebo sekarang ini.

Sementara itu menurut sejarawan H. Djunaidi T Noor, sekitar abad III-IV terdapat dua "kerajaan" atau "Kekuasaan" masing-masing Ho-lo-tan di She-po atau Tehu-po dan Sanfo-Shih di Muara Tembesi. Kemudian kerajaan Ho-lo-tan bergeser ke arah Timur dan berdirilah Ko-ying. Sementara itu Prof. Slamet Mulyono menyatakan, bahwa di muara Sungai Tebesi ada sebuah Kerajaan bernama Kuntala. Yang juga telah mengirin utusan ke negeri Cina pada tahun-tahun 441, 455,502, 519, 560, dan 563. Namun bagaimana kelanjutan kerajaan-kerajaan ini tidak begitu jelas. Hanya saja baik Prof. Slamet Mulyono, maupun H. Djunaidi T Noor, sependapat bahwa kemudian berdirilah kerajaan Melayu (Mo-le-yeu). Kerajaan Melayu ini menurut Prof. Slamet Mulyono berdampingan dengan kerajaan Sriwijaya di Sungai Musi. Sedangkan H. Djunaidi T Noor mematok tahun 644 sebagai tahun lahirnya kerajaan Melayu di DAS Batang Hari.

Namun tahun 692, menurut catatan pendeta Cina I'Sing, ketika ia pulang dari Nalanda (Idia) kenegerinya menyatakan, bahwa kerajaan Melayu sudah menjadi daerah taklukan kerajaan Sriwijaya. Namun demikian Kerajaan Melayu tersebut masih tetap ada, tetapi tidak dibenarkan mengadakan hubungan diplomatik dengan luar negeri, terutama Cina. Selanjutnya kerajaan Melayu tersebut telah berubah dan berganti nama Swarnabhumi, yang dalam berita-berita Cina Swarnabhumi ini disebut San Fo Si, dengan ibukotanya Chanpi (Jambi).

Dari laporan-laporan pengelana Cina yang bernama Chou Ku Fei dan Cu Pan Ci, hidup dimasa dinasti Ming, menyatakan bahwa Swarnabhumi merupakan salah satu negara terkaya, yang memiliki pergudangan untuk menyimpan barang-barang berharga, setara dengan Tashi (Arab) dan Sha-po (Jawa).

Walau kerajaan Melayu yang telah berganti nama Swarnabhumi itu telah bangkit dan semakin maju, tapi kecemasannya akan diserang atau dicaplok oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Sriwijaya dan Singosari dari Jawa Timur, tetap merupakan ancaman. Dan kecemasan itu menjadi kenyataan, pada tahun 1275 Swarnabhumi diserang oleh kerajaan Singosari di masa pemerintahan Abhiseka Sri Kertanegara. Perintah penyerangan itu lebih dikenal dengan sebutan Pamalayu, yang artinya perang melawan Melayu. Di bawah pimpinan Panglima Perang yang bernama Mahisa Anabrang. Akan tetapi peperangan itu dapat ditiadakan, bahkan dapat diciptakan perdamaian. Bahkan Kerajaan Swarnabhumi tetap diakui sebagai kerajaan dengan rajanya Tribhuwana Mauliwarmadewa.

Setelah hampir 20 tahun tentara Singosari berada di kerajaan Swarnabhumi, barulah mereka kembali ke Singosari. Dan bersamaam dengan kepulangan tentara Singosari dibawah pimpinan Mahisa Anabrang, diboyong pula dua puteri raja Tribhuwana Mauliwarmadewa, yakni Dara Petak dan Dara Jingga. Kedua puteri Melayu (Swarnabhumi) ini diserahkan kepada raja Majapahit, yakni Kertarajasa Jayawardhana,yang sebelumnya telah menaklukkan Kerajaan Singosari. Dari Petak menjadi isteri Raden Wijaya, sedangkan Dara Jingga menjadi isteri Mahisa Anabrang.

Dari perkawinan Dara Jingga dengan Mahisa Anabrang lahirlah seorang putra yang diberi nama Adityawarman. Adityawarman dibesarkan dan mendapat pendidikan di lingkungan Kerajaan Majapahit. Setelah dewasa Adityawarman mendapat kepercayaan besar di Keraton Majapahit. Selain ikut sebagai panglima perang bersama Gajah Mada dalam memadamkan beberapa pemberontakan, di antaranya pemberontakan Sadeng, Adityawarma juga diangkat sebagai Wredha Tama, atau disebut juga Praudata Menteri, yang kira-kira sama artinya dengan Menteri Senior, dengan gelar Arya Dewaraja Pu Aditya. Selain itu Adityarwarman juga diutus ke negeri Cina pada tahun 1325 dan 1332 dalam rangka hubungan diplomatik antara Majapahit dan Cina. Dengan demikian Adityawarman menempati posisi penting dan terhormat dalam Kerajaan Majapahit.

Walau Adityawarman mendapat posisi penting dan terhormat di Kerajaan Majapahit, namun ia tidak mau menetap di Majapahit. Pada tahun 1343 ia kembali ke Darmasraya, ketempat kakeknya. Yang kemudian dinobatkan sebagai Raja Darmasraya pada tahun 1347 dengan gelar Udayatyawarman Pratapkramarajendra Mauliwarmadewa. Dengan gelar yang demikian Adityawarman memaklumkan dirinya sebagai Maharaja dan merupakan tonggak sejarah baru dalam Kerajaan dan Kesultanan Melayu Jambi, serta meletakkan Kabupaten Tebo pada posisi strategis dalam perkembangan sejarah Kerajaan maupun Kesultanan Jambi berikutnya.

KABUPATEN TEBO SEBELUM KEMERDEKAAN

1. Zaman Kerajaan

1.1. Aditiyawarman

Tahun 1347 Adityawarman dinobatkan sebagai Raja Swarnabhumi, berkedudukan di Darmasraya, di hulu sungai Batanghari, dekat Sungai Langsat, Kenagarian Siguntur. Daerah ini saat itu tidak termasuk wilayah Sumatera Barat, tetapi wilayah merdeka yang makmur dengan kegiatan ekonomi cukup tinggi dan merupakan suatu pusat perdagangan (lada dan emas).

Namun kemudian Adityarwaman yang dinobatkan sebagai raja Dharmaseraya itu memindahkan pusat kerajaannya ke daerah Tanah Datar Pagaruyung, Batu-sangkar, ke dalam daerah Minangkabau. Dengan demikian muncullah Kerajaan Minangkabau dan Adityawarman sebagai raja pertamanya.

Tentang mengapa Adityawarman memindahkan pusat kekuasaanya ke Pagar-ruyung, banyak tiori tentang itu. Mungkin terjadi coup d'tat di Istana Melayu/Darmasraya, mungkin di serang Majapahit, mungkin daerah baru itu lebih menguntungkan dipandang dari sudut ekonomi (bisa menyalurkan lada, baik kepesisir Timur maupun Barat) atau hanya ingin lebih safe terhadap ancaman Majapahit. Yang pasti ialah Kerajaan Melayu/Darmaseraya sendiri tidak lenyap dengan perpindahan Adityawarman tersebut. Sebab kira-kira seperempat abad sesudah itu, baik Melayu maupun Minangkabau sama-sama mengirim utusan ke negeri Tiongkok.

Penelusuran Adityawarman ini menjadi penting artinya, karena dalam sejarah kerajaan Melayu disebutkan, bahwa turunan Adityawarman, yang bernama Putri Selaro Pinang Masak, diindentifikasi turun dari Pagarayung setalah Adityawarman mangkat. Puteri Selaro Pinang Masak inilah yang nanyinyaq setelah menikah dengan Datuk Paduko Berhalo di Ujung Jabung, dianggap sebagai peletak dasar Melayu Kuno II (abad XII-XIV), sekaligus merupakan masa awal bertapaknya Kerajaan Melayu (Islam) di Jambi.

1.2. Puteri Selaro Pinang Masak

Dari silsilah Pernyatuan Raja-Raja Minangkabau, Adityawarmaqn yang lahir tahun 1294, menjadi raja bermula di Darmaseraya dan berakhir di Pagaruyung (1347-1375). Selanjutnya digantikan oleh anaknya Ananggawarman (1375 - 1417). Sedang Adityawarman mangkat tahun 1376.

Sejak mangkatnya Adityawarma, yang dimakamkan di Kubur Raja Lima Kum di Batusangkar, Sumatera Barat, kesinambungan Kerajaan Melayu Jambi, terutama dengan Swarnabhumi tidak terdengar lagi. Sejarah Kerajaan Melayu Jambi seakan-akan terhenti dalam kurun waktu, sejak mangkatnya Adityawar-man sampai munculnya Puteri Selaro Pinang Masak di Ujung Jabung tahun 1450.

Puteri Selaro Pinang Masak diperkirakan adalah anak cucu Ananggawarman (turunan raja-raja Pagaruyung) yang kemudian dirajakan oleh masyarakat Jambi dengan tempat persemayamannya di Ujung Jabung. Selain itu Puteri Selaro Pinang Masak juga menerima penyerahan kekuasaan dari Tun Talanai yang berkedudukan di Dendang, Muara Sabak.

Perajaan Puteri Selaro Pinang Masak sekitar tahun 1450. M. Tak lama kemudian Puteri Selaro Pinang Masak kawin dengan seorang bangsawan Turki yang terdampar di pulau Berhala, bernama Akhmad Barus II, yang kemudian mendapat gelar Datuk Paduku Berhalo. Dari perkawinan ini lahir empat orang anaknya, yakni Orang Kayo Pingai, Orang Kayo Kedataran, Orang Kayo Hitam, dan seorang perempuan bernama Orang Kayo Gemuk.

Tahun 1500 orang Kayo Hitam menjadi raja Melayu Jambi, Masa Rang Kayo Hitam inilah ia meng-Islam-kan Jambi

2. Zaman Kesultanan

Bahwa pada masa pemerintahan Adityawarman di Pagaruyung, agama Islam telah masuk ke Minangkabau diperkirakan demikian juga di Jambi. Agama Islam makin berkembang. Tidak saja di kalangan masyarakat tapi juga memasuki lingkungan kerajaan. Ini terbukti pada awal abad ke 17 nama-nama pemerintahan yang sebelumnya disebut Kerajaan, berubah menjadi Kesultanan.

Sultan pertama dari Kesultanan Jambi adalah Pangeran Kedah, gelar Sultan Keramat atau Sultan Abdul Kahar (1615-1643). Sedang Sultan terakhir, yang diakui rakyat Jambi, adalah Pangeran Ratu Ningrat, gelarSultan Thaha Syaifuddin bin Sultan Muhammad Fachruddin (1885-1904).

2.1. Struktur Pemerintahan

Struktur Pemerintahan maupun Kesultanan Jambi erat kaitannya dengan ke-tentuan Adat yang mengamanatkan :
Alam nan Berajo,
Pemerintahan Bermenteri,
Rantau nan Bajenang,
Negeri/Marga nan Bebatin (untuk daerah Tebo disebut Temenggung),
Kampung nan Betuo,
Luak/Dusun nan Berpenghulu,
Rumah nan Betengganai.

2.2. Wilayah Kesultanan Jambi

Wilayah Kesultanan Jambi, setidaknya sampai tahun 1906, saat wilayah Kesultanan Jambi dijadikan Keresidenan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, tidak terdapat bukti-bukti tertulis mengenai wilayah Kesultanan Jambi tersebut.

Sumber yang ada tentang wilayah Kesultanan Jambi berasal dari beberapa Tambo. Di antaranya Tambo perjalanan Datuk Perpatih Nan Sebatang dan Datuk Ketemengungan, dua tokoh penting dalam Kerajaan Pagaruyung di bawah pemerintahan Adityawarman (1347-1375). Dan dari Bandaro Lubuk Sati DSM, dari LKKM Sumatera Barat berdasarkan Adat Monografi Sumatera Tengah tahun 1950, serta daru Undang-undang Piagam Negeri Jambi, tulisan Umar Ngebi Sutho Dilago.

2.3. Wilayah Muara Tebo.

Untuk mengetahui wilayah Muara Tebo tidak terdapat bukti-bukti tertulis maupun tambo yang dapat dipahami sebagai petunjuk tentang kawasan wilayah Muara Tebo pada masa Kerajaan maupun Kesultanan Jambi. Tapi kalau ditelaah kesepakatan terbentuknya 12 Suku Bangsa dalam wilayah Kesultanan Jambi, di mana 4 di antara Suku Bangsa tersebut, yakni Suku Bangsa Petajen, Suku Bangsa Muara Sebo, Suku Bngsa VII Koto, dan Suku Bangsa IX Koto, bermukim di DAS Batanghari, mulai dari Teluk Rendah Hilir sampai ke Pucuk Jambi di hulunya.

Hal yang sama di masa Pemerintahan Kolonial Belanda, wilayah bermukimnya 4 Suku Bangsa ini ditetapkan sebagai wilayah Afdeeling MuaraTebo.

2.4. Sosial Budaya

Sosial Budaya mengandung pengertian yang merujuk kepada dua segi kehidupan bersama manusia, yaitu segi kemasyarakatan dan segi kebudayaan. Dengan pengertian masyarakat mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan itu, dalam masa Kesultanan Melayu Jambi, bahkan sampai saat ini, nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat itu berperan sebagai aturan. Bahkan dapat dijadikan acuan bagi anggota masyarakat dalam rangka berbuat atau bersikap dan bertingkah laku.

Dalam hubungan yang demikian, masyarakat Jambi sejak dulu, setidaknya sejak masa Kerajaan Swarnabhumi, tidak mengenal perbedaan kelas dan golongan, semua manusia adalah sama hak dan kewajibannya. Tidak terdapat stratifikasi sosial dalam masyarakat Jambi, termasuk masyarakat Tebo sebagai bagian dari masyarakat Jambi. Kemudian dengan masuknya agama Islam, yang juga tidak membeda-bedakan manusia atas kelas-kelas dan golongan, maka semakin kentallah nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyrakat saat itu. Dengan kondisi yang demikian, maka sosial budaya masa itu dapat dikatakan sebagai kondisi masyarakat yang mempunyai nilai-nilai keagamaan yang tinggi. Yang dalam pengejawantahannya, kehidupan bersama manusia, yang mulanya diwarnai oleh norma-norma tradisi maupun adat, langsung dipaku dengan kaedah-kaedah agama, seperti terungkap dalam seluko adat, yakni Adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah.

Sebagai contoh dari sosial budaya masa lalu itu, yang tetap dipertahankan sampai saat ini adalah dalam tata cara perkawinan menurut adat. Yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan yang masih berlaku saat ini, yakni diletakkan "di atas tungku bercabang tiga", yaitu :
1. Memenuhi ketentuan adat.
2. Memenuhi ketentuan syarak.
3. Memenuhi ketentuan undang-undang perkawinan.

Contoh lain dapat juga ditemukan dalam bidang pertanian dengan apa yang disebut pelarin atau beselang. Semua kegiatan itu melibatkan masyarakat sekitar dengan semangat gotong royong, yang telah mendarah mendaging sejak berabad-abad.

3. Zaman Penjajahan

3.1. Zaman Penjajahan Belanda

Belanda datang ke Jambi pada tahun 1615, yakni pada masa pemerintahan Sultan Abdul Kadar. Upaya Belanda untuk menguasai perdagangan di Jambi, terutama lada, yang sebelumnya dikuasai pedagang-pedagang Cina, baru berhasil setelah Belanda dengan licik dapat mengangkat Pangeran Cakra Negara menjadi raja dengan gelar Sultan Kiai Gede (1696-1725).

Pengangkatan Pangeran Depati menjadi Sultan Jambi mendapat tantangan dari saudaranya yang lain, yakni Raden Jaelat dan Pangeran Singapati. Akibatnya terjadi perpecahan dalam Kesultan Jambi. Kesultanan Jambi terpecah menjadi 2 Kesultanan, masing-masing :

1. Kesultanan Jambi Ulu dengan Sultannya Raden Jaelat bergelar Sri Maharaja Batu sedang adiknya diangkat menjadi Pangeran Ratu atau Wakil Raja, berkedudukan di Mangunjayo (Muara Tebo).
2. Kesultanan Jambi Ilir yang dipimpin oleh Pangeran Cakra Negara (Kiai Gede) yang didukung oleh Pemerintah Hindia Belanda dan berkedudukan di Tanah Pilih.

Masa pemerintahan Kesultanan Jambi Ulu berlangsung sekitar 30 tahun. Kemudian bersatu kembali dengan Kesultanan Jambi Ilir di bawah kekuasaan Sultan Suto Ingologo (1730-1770).

Pada tahun 1885 Sultan Thaha Syaifuddin dinobatkan sebagai Sultan Jambi yang ke 13 dengan pusat pemerintahannya di Tanah Pilih. Di masa pemerintahannya semua perjanjian yang dibuat oleh Sultan-sultan sebelumnya dengan Belanda dibatalkan. Dan menyatakan daerah Jambi sebagai daerah yang merdeka. Hal itu tentu saja tidak disenangi oleh Belanda. Belanda akhirnya mengultimatum Sultan Thaha untuk membuat perjanjian baru dalam jangka waktu 2 kali 24 jam. Tetapi Sultan Thaha menolaknya. Peperangan tidak lagi dapat dihindarkan. Tanah Pilih diserang oleh Belanda. Sultan Thaha bersama pengikut-pengikutnya yang heroik mengadakan perlawanan dengan gigihnya. Dan setelah Tanah Pilih diduduki Belanda, Sultan Thaha mengadakan perang gerilya secara berpindah-pindah, sampai akhirnya Sultan Thaha menyusun kekuatannya di Tanah Garo Muara Tebo. Dalam suatu peperangan yang sengit Sultan Thaha gugur di Tanah Garo (1904) dan dimakamkan di Muara Tebo. Sultan Thaha dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional dengan Keputusan Presiden RI Nomor 079/TK/1997 tanggal 24 Oktober 1977.

Dengan gugurnya Sultan Thaha, perlawanan rakyat Jambi terhadap pemerintahan Kolonial Belanda makin melemah, walau masih ada perlawanan di sana sini secara seporadis. Akhirnya pada tahun 1906 Kesultanan Jambi ditetapkan menjadi sebuah Keresidenan di bawah Pemerintah Hindia Belanda. Wilayah Kesultanan Jambi Ulu, yang sebelumnya dipimpin oleh Sultan Sri Maha-raja Batu oleh pemerintah Kolonial Belanda dijadikan sebuah wilayah yang disebut Adeeling. Dan mulai saat itu pelaksanaan pemerintahan ditangani oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda. Dibawahnya bertrurut-turut :
1. Demang
2. Asisten Demang
3. Pasirah
4. Kepala Desa/Kepala Dusun/Kepala Kampung.

3.2. Masa Pemerintahan Jepang

Belanda terjun ke dalam kancah Perang Dunia II, dengan mengumumkan perang kepada Jepang pada tanggal 7 Desember 1941. Tetapi dalam beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati.

Muara Tebo diduduki Jepang tanggal 2 Maret 1942. Kemudian tentara Jepang bergerak ke Pulau Musang dipimpin Kolonel Namora dan sebagian lagi bergerak menuju Jambi dipimpin oleh Kapten Orita. Jambi dapat diduduki tanggal 4 Maret 1942.

Jepang benar-benar membawa malapetaka. Jepang memerintah dengan keras dan kejam. Rakyat yang melawan dipukul, bahkan ada yang dibunuh. Dengan alasan untuk melawan kepentingan musuh, Jepang mengambil padi rakyat.

Rakyat dipaksa menanam ubi kayu pengganti beras. Rakyat dipaksa untuk berbagai kegiatan, sehingga rakyat tidak mempunyai kesempatan lain untuk kepentingan diri sendiri. Akibatnya rakyat terpuruk dalam kemiskinan dan kelaparan.

Sistem Pemerintahannya tidak banyak berobah dari system di masa pemerintahan Kolonial Belanda, hanya istilahnya saja yang berubah. Selain itu Jepang merekrut pemuda-pemuda terpelajar untuk dijadikan Gyu Gun, Kay Gun, Hei Ho dan aparat pembantu militer lainnya. Di samping itu Jepang membentuk Kei Bodan (semacam pasukan pemadam kebakaran) dan Sei Ne Dan, barisan pemuda yang bertugas membantu rakyat dan pemerintah, jika terjadi peperangan atau kebakaran. Mereka ini mendapat latihan kemiliteran. Dalam perkembangan selanjutnya Kei Bodan dan Sei Ne Dan inilah yang terbanyak menjadi BPK (Badan Penjaga Keamanan). Sebuah Badan Keamanan yang perannya amat penting di awal-awal kemerdekaan

ZAMAN KEMERDEKAAN

1. Saat-saat menjelang kemerdekaan di Muara Tebo

Dengan rampungnya jalan darat dari Jawa ke Utara Sumatera di tahun 1922, kota Muara Tebo yang terletak di DAS Batang Hari itu semakin strategis. Karena di samping salah satu kota yang dilalui jalan darat ke berbagai kota di Sumatera dan Jawa, terdapat juga jalur angkuatan sungai dari kota Jambi ke Muara Tebo, bahkaqn sampai ke Muara Bungo.

Sementara itu, Belanda menganjurkan penanaman karet yang saat itu memang sangat dibutuhkan dunia, harganya pun tinggi. Rakyat berlomba-lomba menanam karet, sehingga kemakmuran rakyat pun makin tinggi. Dengan demikian masyarakat dapat menyekolahkan anak-anak mereka keluar daerah. Dan sejalan dengan itu, kesadaran berbangsa dan bernegara kembali meruyak. Terutama timbulnya perjuangan terorganisasi di Jawa, seperti kebangkitan Budi Utomo dan berlangsungnya Sumpah Pemuda di tahun 1928. Kelak akan terlihat, anak-anak yang mendapat pendidikan di luar daerah ini, akan memegang peranan penting pada masa revolusi pisik (1945-1949).

Selama pendudukan Jepang, dan terutama saat menjelang kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, kaum pergerakan di Muara Tebo tidak tinggal diam. Jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, kemudian Jepang menyerah kalah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, cepat diketahui di Muara Tebo. Yang pertama kali menhetahuinya adalah dr. Syahrial Rahman.

2. Pekik Kemerdekaan berkumandang di Muara Tebo

Tanggal 19 Agustus 1945 bendera merah putih dinaikkan di kota Muara Bungo, pada hari berikutnya bendera merah putih dikibarkan di Muara Tebo. Upacara pengibaran bendera merah putih dipimpin oleh dr. Syahrial Rahman di depan kantor Gun Co Muara Tebo. Penarikan bendera merah putih tidak diikuti dengan lagu Indonesia Raya, tapi dengan pekikan perjuangan "merdeka" tiga kali.

Tanggal 26 Agustus 1945, ditengah semaraknya semangat kemerdekaan di kalangan rakyat, datanglah ke Muara Tebo, Mr.T.M. Hasan, anggota PPKI yang ditugaskan Presiden Sukarno untuk menyusun pemerintahan dalam Propinsi Sumatera. Dan berdasarkan Ketetapaqn Gubernur Propinsi Sumatera, Mr.T.M. Hasan Nomor I-X Tahun 1945 tanggal 3 Oktober 1945, dr. Syagaf Yahya diangkat sebagai Residen Jambi. Tapi kemudian digantikan oleh Raden Inu Kertapati, pada bulan Desember 1945.

Setelah pemerintahan Jambi terbentuk, maka pemerintahan bawahan, yakni kewedanaan, Kecamatan dan pemerintahan Marga mulai ditata. Begitu pula di Muara Tebo.

3. Perang Kemerdekaan

Pada Perang Kemerdekaan I, wilayah-wilayah Dusun Tuo, Pulau Musang, Teluk Kuali dan Pulau Temiang diserang Belanda melalui udara. Dengan demikian Perang Kemerdekaan I (Agresi Belanda I) tidak begitu membawa petaka. Tetapi sebaliknya dengan dilancarkannya Agresi Belanda I itu, kekuatan pertahanan dalam daerah Tebo makin di-perkuat. Sebagai persiapan dalam menghadapi perang yang sewaktu-waktu dapat pecah, sehingga dapat diantisipasi sebelumnya. Untuk itu, oleh Komandan Garuda Putih dibentuklah Kompi Merdeka yang dipipmpim oleh Letnan Satu Sayuti Makalam. Kompi ini bersifat mobil, ditempatkan di Muara Tebo, yang terdiri dari 4 Seksi, masing-masing dipimpin oleh Letnan Muda H. Ibrahim, Letnan Muda M. Syukur, Letnan Muda A. Azis La Rose, dan Letnan Muda Bahman Thaib.

Perang Kemerdekaan II (Agresi Belanda II) ditandai dengan diserangnya kota Jambi oleh Belanda pada tanggal 28 Desember 1948 dengan pesawat terbang yang diperkirakan mencapai 14 pesawat. Malamnya kota Jambi dibumi hanguskan. Dan pada hari-hari berikutnya banyak anggota TNI, Polisi dan anggota Pemerintahan Sipil berkumpul di Muara Tebo.

4. Pertempuran-pertempuran

Untuk mengantisipasi tentara Belanda yang diperkirakan akan terus mendesak ke huluan, maka diadakanlah pengadangan tentara Belanda di daerah Tebo Ilir. Penghadangan tersebut dilakukan oleh Pasukan-pasukan Sayang Terbuang di bawah Pimpinan Letnan Muda A. Azis La Rose, Pasukan B17 di bawah Pimpinan Sersan Muda Kadet Parluhutan Lubis, dan Pasukan Beruang Merah/P2 di bawah Pimpinan Sersan Muda Kadet Albert Silalahi.

Ketiga pasukan yang dikordinir di Muara Tebo itu, beroperasi di sepanjang Sungai Batang Hari, yang lebih terkenal dengan sebutan "Batang Hari Area". Wilayah operasinya meliputi Pematang Gadung, Sungai Puar, Mengupeh, Sungai Keruh, Sengketi Kecil, dan Sungai Rengas

5. Peranan Muara Tebo dalam Perang Kemerdekaan

Seperti wilayah-wilayah lainnya dalam Kresidenan Jambi, wilayah Muara Tebo cukup berperan dalam menghadapi serangan-serangan Belanda pada masa-masa Perang Kemerdekaan, termasuk dalam penyusunan Pemerintahan Keresidenan Jambi.

Seperti diketahui Raden Inu Kertapati mengundurkan diri sebagai Residen Jambi dan menyerahkan kekuasaannya kepada Bupati Jambi Ilir M. Kamil. Selanjutnya Bupati M. Kamil beserta rombongannya melanjutkan perjalanannya ke Muara Tebo. Di Muara Tebo inilah berkumpul tokoh-tokoh pemerintahan, pergerakan dan Militer Keresidenan Jambi. Tokoh-tokoh tersebut pada tanggal 11 Januari 1949, mengadakan rapat untuk menyusun kembali Pemerintahan Keresidenan Jambi. Hasil rapat memutuskan :

Bachsan - Kepala Daerah dengan pangkat Residen, merangkap Ketua Dewan Pertahanan Daerah.
A. Bastari - Kepala Kepolisian Keresidenan Jambi, merangkap Sekretaris Dewan Pertahanan Daerah.
Abunjani - Komandan Sub Teritorial Jambi, merangkap Ketua II Dewan Pertahanan Daerah.
R.H. Saman - Bupati Kabupaten Muara Tebo, yang meliputi Ke- wedanaan Muara Tebo, Muara Bungo, Tungkal dan Sabak.
M. Kamil - Bupati Kabupaten Bangko, meliputi Kewedanaan Bangko, Sarolangun dan Muara Tembesi.

Susunan Pemerintahan Keresidenan Jambi tersebut yang dilengkapi dengan badan-badan lainnya, disahkan dengan Ketetapan PDRI No. 3/UP/PDRI tanggal 20 Januari 1949, dan ditanda tangani oleh Syafruddin Prawiranegara.

Ketetapam PDR No. 3/UP/PDRI tersebut, sebagai hasil pertemuan tokoh-tokoh pemerintahan, pergerakan dan TNI di Muara Tebo itu mempunyai arti penting, bukan saja bagi kelancaran pemerintahan dan perlawanan terhadap Belanda, tetapi juga berdampak pada keinginan Belanda yang ingin membentuk Pemerintah Negara Federal, dengan tujuan berdirinya Negara Serikat, di mana Jambi direncanakan menjadi Negara Boneka. Padahal sebelumnya Belanda telah membentuk apa yang dinamakan Dewan Jambi Sementara (DDS) sebagai cikal bakal Negara Federal dalam Pemerintahan Negara Serikat. Tetapi dengan Kete-tapan PDRI No. 3/UP/PDRI tanggal 20 Januari 1949 itulah yang mengakibatkan rencana Belanda membentuk Negara Boneka, langsung mati sebelum lahir

Secara kronologis sejarah Kabupaten Tebo sekarang ini, terutama sejak berakhirnya masa Pemerintahan Kesultanan Melayu Jambi (1906) telah melalui pentahapan sebagai berikut :

- 3,5 abad yang lalu merupakan daerah jajahan Belanda sebagai Pusat Pemerintahan Onder Afdeeling.
- 3,5 Tahun merupakan daerah jajahan Jepang sebagai Pusat Pemerintahan GUN dati tahun 1942 – 1945.
- 3,5 Tahun sebagai Pusat Ibukota Jambi Ulu dari tahun 1948 – 1951.
- 2,5 Tahun sebagai Ibukota Merangin dari tahun 1957 - 1959
- 20 Tahun sebagai Ibukota Kewedanan dari tahun 1945 - 1965
- 35 Tahun dibawah Panji Kabupaten Bungo Tebo dari tahun 1965 - 1999
- Pada tanggal 12 Oktober 1999 resmi menjadi Kabupaten Tebo dengan 4 Kecamatan dan 2 Kecamatan Pembantu yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan dan 82 Desa.

LAHIR DAN BERKEMBANGNYA KABUPATEN TEBO

1. Latar Belakang Pemekaran Kabupaten Bungo Tebo.

Era Reformasi memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan kesinambungan pembangunan.

Jiwa dan semangat reformasi tersebut melanda masyarakat Indonesia, hingga akhirnya berdampak juga pada pemerintahaqn Propinsi Jambi, baik pada lembaga eksekutif maupun legislatifnya. Dalam hubungan itu Pemerintah Propinsi Jambi melalui Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi Nomor 135/2465/Pem Tahun 1999 memprogramkan Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II. Dengan terbitnya Surat Gubernur Jambi tersebut ditindaklanjuti oleh Bupati Bungo Tebo, Drs.H. Sofian Ali, dengan menerbitkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bungo Tebo Nomor 669 Tahun 1999 tentang Tim Pelaksanaan Penerapan Pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo. Hal yang sama didukung pula oleh DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bungo Tebo Nomor 170/271/1999 tanggal 21 Mei 1999.

Sementara itu sejumlah tokoh-tokoh masyarakat, pemuka Agama, pemuda, mahasiswa, dan Akademisi dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bungo Tebo ikut mendukung pelaksanaan pemekaran Kabupaten Daerah Tingkat II Bungo Tebo tersebut, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama, pemuda, mahasiswa dan akademisi yang berdomisili di Tebo.

2. Pemerintahan Kabupaten Tebo

2.1. Masa Bhakti Carateker (12 Oktober 1999-24 Mei 2001)

Tanggal 12 Oktober 1999 Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dilantik sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Tebo oleh Menteri Dalam Negeri Ad Interim di Jakarta.

Tanggal 18 Oktober 1999 dilaksanakan acara pengantar tugas Bupati Tebo oleh Gubernur Jambi yang diwakili Wakil Gubernur Drs.H. Hasyip Kalimudian Syam, MM, yang diselengggarakan di Kantor Camat Muara Tebo.

Dari awal sebagai pejabat Bupati Tebo Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM lansung dituntut bekerja keras secara cepat, professional dan efisien, sekaligus mempelajari dan memahami kondisi dan situasi dari Kabupaten baru yang dipimpinnya. Padahal sebagai Kabupaten Baru, baik staf maupun perkantorannya masih sangat terbatas. Kantor menyewa rumah-rumah penduduk, mobilitas sangat minim.

2.2. Masa Bupati denitif (21 Mei 2001-25 Mei 2006)

Sebelumnya pada tanggal 16 Desember 2000 berdasarkan Surat Gubernur Jambi atas nama Presiden RI Nomor 483 Tahun 2000 sebanyak 30 orang anggota DPRD Kabupaten Tebo diambil sumpah/.jajinya yang dipando oleh Ketua Pengadilan Negeri Muara Bungo, Sjofian Muchammad, SH. Dan pada tanggal 9 Mei 2001 dalam Sidang Pleno DPRD Kabupaten Tebo yang baru terbentuk itu Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dan Drs. H. Helmi Abdullah terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tebo. Dan pada tanggal 25 Mei 2001, Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Tebo untuk masa jabatan 2001-2006 tersebut dilantik oleh oleh Gubernur Jambi Drs.H. Zulkifli Nurdin, MBA atas nama Presiden.

3. PILKADA Kabupaten Tebo Masa Bakti 2006-2011

Pada tanggal 25 April 2006 masyarakat Kabupaten Tebo melaksanakan agenda politik nasional untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tebo. Ini merupakan babakan baru dunia demokrasi di Propinsi Jambi, khususnya di Kabu-paten Tebo. Dimana pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dilaksanakan secara langsung, tanpa melalui pemilihan oleh wakil rakyat di DPRD, melainkan bagi masyarakat yang telah memenuhi persyaratan dapat menyalurkan aspirasinya dalam meramaikan pesta demokrasi tersebut. Masyarakat menyambut pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tebo tersebut dengan antusias. Buktinya prosentase suara sah mencapai 83,45%.

Dalam Pilkada tanggal 25 April tersebut Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM yang berpasangan dengan Sukandar, S.Kom, memperoleh suara 47,50%, mengalahkan tiga pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati lainnya. Ini berarti Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM kembali dipercaya memimpin Kabupaten Tebo untuk periode 2006-2011. Hal ini adalah merupakan prestasi yang luar biasa bagi Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM di mana apa yang telah diusahakan dan dikerjakannya dalam membangun Kabupaten Tebo selama ini, mendapat kepercayaan dari masyarakat. Hal ini terbukti dari jumlah suara yang diperolehnya jauh melampaui perolehan suara dari tiga kandidat lainnya.

Pada tanggal 12 Juni 2006 pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tebo terpilih, Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dan Sukandar, S. Kom, dilantik oleh Gubernur Jambi Drs. H. Zulkifli Nurdin, MBA atas nama Menteri Dalam Negeri di Aula Kantor DPRD Kabupaten Tebo.